PASUNDAN EKSPRES- Jepang saat ini sedang menghadapi situasi yang sangat mengkhawatirkan terkait dengan lonjakan drastis kasus infeksi bakteri pemakan daging, yang dikenal sebagai Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS).
Menurut laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Jepang, per tanggal 2 Juni 2024, telah tercatat sebanyak 77 kasus infeksi STSS.
Angka ini merupakan lonjakan tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan tingkat kematian mencapai 30%.
Dengan 77 kasus yang tercatat hanya dalam waktu singkat, infeksi ini telah menyebabkan kematian yang signifikan.
Sebagai perbandingan, jumlah kasus STSS tahun ini telah melampaui rekor kasus tahun sebelumnya, menunjukkan tren peningkatan yang sangat memprihatinkan.
Tingkat kematian yang tinggi dari infeksi ini menambah urgensi situasi, di mana 30% dari pasien yang terinfeksi tidak dapat bertahan.
Para ahli kesehatan masih melakukan penelitian untuk mengidentifikasi faktor penyebab lonjakan drastis ini.
Beberapa teori yang diajukan termasuk perubahan pola cuaca, peningkatan jumlah penduduk yang rentan, dan kemungkinan adanya varian baru dari bakteri yang lebih virulen.
Upaya kolaboratif antara pemerintah, institusi kesehatan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengendalikan penyebaran infeksi ini.
STSS adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes.
Gejala-gejalanya meliputi demam tinggi, tekanan darah rendah, dan kerusakan organ dalam. Infeksi ini dapat berkembang dengan cepat dan sering kali berakibat fatal jika tidak segera diobati.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mewaspadai gejala-gejala ini dan segera mencari perawatan medis jika diperlukan.