PasundanEkspres - Selama menjalani ibadah puasa, banyak orang mengalami berbagai gangguan pencernaan, seperti perut kembung, sembelit, diare, hingga naiknya asam lambung.
Gangguan ini umumnya dipicu oleh pola makan yang kurang tepat saat sahur dan berbuka, serta perubahan jadwal makan yang cukup signifikan. Jika tidak dikelola dengan baik, gangguan pencernaan ini dapat mengganggu kenyamanan selama berpuasa dan bahkan memengaruhi aktivitas harian.
Namun, masalah pencernaan selama puasa sebenarnya dapat dicegah dengan beberapa langkah sederhana. Berikut adalah strategi yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan selama bulan Ramadhan.
1. Mencegah Diare
Diare selama puasa sering kali disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak tepat, seperti makanan pedas, asam, atau yang tidak higienis. Selain itu, pada 10 hari pertama puasa, tubuh mengalami proses detoksifikasi yang dapat menyebabkan diare sementara. Untuk menghindari diare, langkah-langkah berikut dapat diterapkan:
• Pilih makanan yang mudah dicerna dan hindari makanan yang terlalu pedas atau berminyak.
• Pastikan makanan yang dikonsumsi bersih dan bebas dari kontaminasi bakteri.
• Perbanyak konsumsi serat dari buah dan sayuran guna menjaga kesehatan usus.
• Minum air putih dalam jumlah cukup saat sahur dan berbuka untuk mencegah dehidrasi.
2. Mencegah Naiknya Asam Lambung (Maag)
Penyakit maag dapat memburuk selama puasa apabila pola makan tidak teratur atau jenis makanan yang dikonsumsi kurang tepat. Secara umum, maag terbagi menjadi dua jenis, yaitu fungsional dan organik. Penderita maag fungsional masih dapat berpuasa dengan pola makan yang benar, sedangkan penderita maag organik yang belum terobati sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa. Agar terhindar dari naiknya asam lambung, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
• Hindari makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung, seperti kopi, makanan asam, serta makanan berlemak.
• Konsumsi makanan secara perlahan dan hindari berbaring segera setelah makan.
• Saat berbuka, awali dengan makanan ringan seperti kurma dan air putih sebelum beralih ke makanan berat.
• Jangan melewatkan sahur dan pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks agar energi dapat bertahan lebih lama.
3. Mengatasi Sembelit
Perubahan jadwal makan saat puasa dapat memengaruhi sistem pencernaan, terutama menyebabkan sembelit atau konstipasi. Jarak waktu yang panjang antara sahur dan berbuka dapat membuat usus bekerja lebih lambat, sehingga menghambat pergerakan feses dalam saluran pencernaan. Umumnya, sembelit saat puasa disebabkan oleh:
• Kurangnya asupan serat dari buah dan sayuran.
• Asupan cairan yang tidak mencukupi, sehingga usus besar menyerap terlalu banyak air dari feses, menyebabkan feses menjadi kering dan sulit dikeluarkan.
• Kurangnya aktivitas fisik yang dapat memperlambat pergerakan usus.
Untuk mencegah sembelit selama puasa, langkah-langkah berikut dapat diterapkan:
• Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian.
• Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum air dalam jumlah cukup saat sahur dan berbuka.
• Hindari makanan rendah serat, seperti makanan olahan dan gorengan, yang dapat memperburuk sembelit.
• Tetap aktif dengan melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki atau peregangan, guna membantu melancarkan pergerakan usus.
• Jika sembelit berlanjut dalam waktu lama, pertimbangkan penggunaan obat pencahar yang mengandung bisacodyl, yang berfungsi meningkatkan pergerakan usus serta melembutkan feses.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, kesehatan pencernaan selama bulan Ramadhan dapat tetap terjaga, sehingga ibadah puasa dapat dilakukan dengan lebih nyaman dan tanpa gangguan.