PASUNDAN EKSPRES - Meskipun DBD dapat diobati, namun komplikasi serius seperti Dengue Shock Syndrome (DSS) masih bisa terjadi dan berpotensi mematikan!
Kasus DBD yang sedang Marak
Kemenkes pun melaporkan bahwa jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2024 ini terus meningkat.
Hingga pekan ke-15 tahun 2024, tercatat sebanyak 62 ribu kasus DBD dengan 475 kematian.
Dalam menghadapi situasi ini, Kepala Biro Komunikasi Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan penanganan DBD.
Dengue Shock Syndrome (DSS) bisa terjadi ketika penanganan DBD terlambat atau tidak memadai.
Beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
- Muntah berulang
- Nyeri perut yang hebat
- Mengalami kulit yang pucat pada tangan dan kaki
- Detang jantung yang lemah
- Mengalami gejala gelisah dan lesu
Mengutip dari National Institue of Health, berikut tandan DBD yang tidak parah:
- Timbulnya demam tinggi secara tiba-tiba
- Ruam
- Nyeri hebat
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut
- Muntah terus-menerus
- Lesu dan gelisah
Gejala Dengue Shock Syndrome (DSS)
Nah, ketika sudah parah, DSS ditandai oleh kebocoran plasma dan pendarahan yang parah.
Selain itu, DSS bisa menyebabkan pembengkakan hati, penurunan kesadaran, dan miokarditis.
Berikut gejalanya:
- Trombosit yang menurun hingga di bawah 100.000 per milimeter
- Tekanan darah menurun
- Kulit basah dan dingin
- Napas tidak beraturan
- Mulut kering
- Denyut nadi lemah
- Jumlah urin berkurang