PASUNDAN EKSPRES - Pernahkah kamu merasa ketakutan sebelum berangkat kerja atau kamu merasa takut terhadap pekerjaan? Bisa jadi kamu memiliki ergophobia. Apa itu ergophobia?
Definisi Ergophobia: Rasa Takut terhadap Pekerjaan
Dilansir dari MentalHealth.com, ergophobia merupakan ketakutan yang tidak biasa dan terkesan berlebihan terhadap pekerjaan yang dapat menyebabkan kecemasan dan tekanan yang besar.
Ergophobia atau yang dikenal dengan ergosiophobia ini dapat menyebabkan tekanan yang parah, serta gangguan dalam fungsi sosial dan profesional.
Bahkan, dapat mengakibatkan rasa ingin menghindar dari pekerjaan dalam jangka panjang.
Orang dengan ergophobia bisa merasakan ketakutan dan rasa cemas yang hebat saat bersiap berangkat kerja atau saat berada di tempat kerja.
Tentunya, rasa takut ini bisa menyebabkan fisik dan mental jadi tertekan, serta mengakibatkan ketidakmampuan untuk menjalankan tugas dan aktivitas profesional.
Ergophobia dianggap sebagai fobia spesifik, yang selanjutnya dikategorikan sebagai tipe phobia situasi.
Gejala Ergophobia
Berikut adalah gejala ergophobia yang wajib kamu tahu.
Ketakutan ekstrem saat bekerja atau mengantisipasi pekerjaan
Orang dengan ergofobia sering merasa cemas luar biasa hanya dengan memikirkan pekerjaan.
Reaksi fisik kecemasan
Gejala seperti gemetar, berkeringat, detak jantung cepat, mulut kering, kesulitan bernapas, dan gangguan konsentrasi sering muncul.
Penghindaran pekerjaan
Mereka mungkin menghindari pekerjaan sepenuhnya, mengambil cuti sakit berkepanjangan, atau menolak menghadiri wawancara kerja.
Gangguan kehidupan sehari-hari
Fobia ini dapat mengganggu fungsi sosial dan profesional seseorang, membuatnya sulit beradaptasi.
Durasi gejala
Gejala biasanya bertahan selama lebih dari enam bulan dan cenderung memburuk jika tidak ditangani.
Penyebab Ergofobia
Penyebab pasti ergofobia belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang diyakini berkontribusi, di antaranya:
Rasa Cemas terhadap Kinerja
Orang dengan ergofobia sering merasa takut membuat kesalahan di tempat kerja, yang dapat berujung pada hukuman, rasa malu, atau penurunan harga diri.
Kondisi
Pengalaman traumatis di tempat kerja, seperti sering dibentak oleh atasan, dapat menciptakan respons emosional negatif yang terkondisikan terhadap lingkungan kerja.
Pemodelan
Melihat rekan kerja mengalami pengalaman buruk di tempat kerja juga dapat memicu ergofobia. Respons emosional dari pengalaman tersebut bisa diinternalisasi oleh orang lain, meskipun kejadian itu tidak terjadi langsung pada mereka.
Faktor Genetika
Penelitian menunjukkan hubungan keluarga yang erat dengan fobia spesifik.
Seseorang yang memiliki kerabat dengan gangguan kecemasan atau fobia memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan ergofobia.
Fungsi Otak
Studi neurobiologi menunjukkan bahwa seseorang dengan fobia spesifik memiliki perbedaan dalam aktivasi amigdala, area otak yang bertanggung jawab atas respons ketakutan.
Kepekaan terhadap rasa takut ini dapat meningkatkan risiko fobia.
Ergofobia dapat merusak kualitas hidup seseorang, termasuk karier dan hubungan sosial.
Penting bagi mereka yang mengalami gejala ergofobia untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.
Terapi perilaku kognitif (CBT), teknik relaksasi, dan dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan, dapat membantu mengatasi kondisi ini.
(ipa)