Lifestyle

Jenis-Jenis Orang Tua Toxic yang bisa Memengaruhi Kesehatan Fisik dan Mental Anak

Jenis-Jenis Orang Tua Toxic yang bisa Memengaruhi Kesehatan Fisik dan Mental Anak
Jenis-Jenis Orang Tua Toxic yang bisa Memengaruhi Kesehatan Fisik dan Mental Anak (Image From: Illustration/Pexels/George Pak)

PASUNDAN EKSPRES - Pola asuh yang diterapkan orang tua memiliki peran penting dalam perkembangan mental dan emosional anak. Namun, tidak semua orang tua menerapkan pola asuh yang sehat.

Beberapa di antaranya justru menunjukkan perilaku yang merugikan anak, yang dikenal sebagai orang tua toxic.

Orang tua toxic bukanlah istilah medis, tetapi digunakan untuk menggambarkan orang tua yang berperilaku dengan cara yang bisa menyebabkan anak merasa bersalah, takut, atau terbebani oleh kewajiban yang berlebihan.

Seperti yang dijelaskan dalam artikel "Dealing with Toxic Parents and Co-Parents" di Healthline oleh Ashley Marcin, orang tua toxic cenderung membentuk kehidupan anak secara negatif dengan tindakan dan sikap mereka.

Mengetahui jenis-jenis orang tua toxic sangat penting, terutama bagi calon orang tua agar dapat menghindari pola asuh yang tidak sehat. 

Jenis-Jenis Orang Tua Toxic

Berikut adalah jenis-jenis orang tua toxic yang wajib kamu ketahui untuk calon orang tua. 

The Abusive Parents (Orang Tua Kasar dan Abusif)

Jenis orang tua toxic ini menunjukkan perilaku yang menyakiti anak, baik secara verbal, fisik, maupun seksual. Psikologid mengkategorikan perilaku orang tua abusif ke dalam beberapa bentuk:

- Abuse Verbal: Menggunakan kata-kata kasar, hinaan, serta nada bicara tinggi yang membuat anak merasa ketakutan atau memiliki harga diri yang rendah.

- Abuse Fisik: Kekerasan seperti memukul, menendang, atau tindakan lain yang melukai tubuh anak.

- Abuse Seksual: Pelecehan seksual yang sering disebut sebagai pengkhianatan terbesar dalam hubungan orang tua dan anak, menyebabkan trauma mendalam bagi anak.

Anak yang tumbuh di lingkungan abusif cenderung mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, depresi, dan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa depan.

Dismissive Parents (Orang Tua yang Acuh dan Tidak Peduli)

Jenis orang tua toxic berikutnya adalah dismissive parents, yaitu orang tua yang menunjukkan sikap menolak atau tidak peduli terhadap anak mereka.

Dalam beberapa kasus, orang tua ini bahkan menghina dan meremehkan anak mereka sendiri, serta menganggap anak sebagai beban. Anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini sering merasa tidak diinginkan dan kesulitan dalam membangun rasa percaya diri.

Dampak dari pola asuh ini bisa sangat buruk, karena anak akan merasa tidak memiliki tempat untuk berbagi perasaan atau mendapatkan dukungan emosional dari orang tua. Dalam jangka panjang, mereka mungkin mengalami masalah dalam hubungan sosial serta kesulitan mengembangkan rasa harga diri yang sehat.

Helicopter Parents (Orang Tua yang Terlalu Protektif)

Berbeda dengan jenis toxic parenting lainnya, helicopter parents sebenarnya memiliki niat baik, tetapi dilakukan dengan cara yang berlebihan. Mereka terlalu protektif dan selalu ingin mengendalikan setiap aspek kehidupan anak mereka.

Orang tua ini cenderung:

- Memantau setiap aktivitas anak secara berlebihan.
- Mengatur keputusan kecil maupun besar dalam hidup anak.
- Tidak memberikan ruang bagi anak untuk belajar dari kesalahan mereka sendiri.

Meskipun perlindungan dari orang tua penting, namun terlalu banyak kontrol justru dapat menghambat kemandirian anak.

Mereka mungkin tumbuh dengan rasa takut dalam mengambil keputusan sendiri atau selalu bergantung pada orang lain untuk memecahkan masalah.

The Controllers Parents (Orang Tua Pengontrol)

Orang tua yang bersikap terlalu mengontrol sering kali meragukan kemampuan anak mereka sendiri. Mereka menggunakan manipulasi emosional agar anak patuh terhadap keinginan mereka.

Dilansir dari Instagram yang membahas pola asuh toxic, the controllers parents sering kali menggunakan rasa bersalah dan ketakutan sebagai alat kontrol. Contoh ungkapan yang biasa mereka gunakan adalah:

- “Ini semua demi kebaikan kamu.”
- “Kamu harus nurut sama mama/papa.”
- “Gara-gara kamu, nih, mama dan papa jadi marah-marah.”

Pola asuh seperti ini membuat anak kehilangan kemandirian dan sulit untuk mengambil keputusan sendiri, karena mereka selalu merasa bahwa keputusan mereka tidak cukup baik atau tidak sesuai dengan keinginan orang tua.

Ketika kamu berhasil memahami jenis-jenis orang tua toxic, sebagai calon orang tua, kamu akan mampu menghindari pola asuh yang dapat merusak perkembangan anak. Orang tua yang toxic bisa berdampak negatif pada sang anak. 

(ipa)

Terkini Lainnya

Lihat Semua