Lifestyle

Puasa Syawal atau Puasa Qadha, Mana yang Harus Dilaksanakan Terlebih Dahulu?

Puasa Syawal atau Puasa Qadha, Mana yang Harus Dilaksanakan Terlebih Dahulu?
Puasa (Foto: Freepik)

PASUNDAN EKSPRES - Simak selengkapnya informasi tentang apa yang harus dilaksanakan terlebih dahulu antara puasa Syawal dan puasa Qadha.

Usai menunaikan puasa wajib di bulan Ramadhan, umat Islam kini memasuki bulan Syawal yang ditandai dengan hari raya Idul Fitri pada 1 Syawal.

Selain itu, umat Islam juga dianjurkan melaksanakan salah satu puasa sunnah yaitu puasa Syawal.

Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal.

Ada berbagai keutamaan yang didapatkan bagi umat Islam yang melaksanakan puasa Syawal seperti mendapatkan pahala yang setara dengan pahala puasa selama satu tahun dan sebagai penyempurna puasa Ramadhan.

Lantas, mana yang harus dilaksanakan terlebih dahulu antara puasa Syawal atau puasa Qadha? Berikut informasi selengkapnya.

Mana yang Didahulukan, Puasa Syawal atau Puasa Qadha?

Bagi umat Islam yang masih memiliki hutang puasa, dianjurkan untuk melaksanakan puasa Qadha terlebih dahulu sesuai dengan jumlah puasa yang ditinggalkannya.

Melansir dari laman NU Online, puasa di bulan Syawal selama enam hari merupakan anjuran dalam syariat Islam yang pahalanya setara dengan puasa satu tahun bagi yang mengerjakannya.

Hal ini berdasar hadits Rasulullah saw dalam riwayat Imam Muslim berikut:

"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (ganjaran) puasa selama setahun penuh." (HR Muslim)

Sementara itu, di sisi lain, mengganti puasa Ramadhan yang pernah ditinggalkan merupakan kewajiban sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 184.

Artinya, “Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 184).   

Orang yang tidak puasa Ramadhan tanpa uzur atau disengaja tidak boleh baginya berpuasa Syawal tanpa meng-qadha puasa Ramadhannya terlebih dahulu. 

Sementara itu, orang-orang yang tidak puasa Ramadhan disebabkan uzur seperti karena haid, sakit, atau dalam perjalanan, diperbolehkan untuk puasa Syawal terlebih dahulu, karena kewajiban qadha puasa Ramadhan baginya tidak harus secara langsung. 

Namun, boleh kapan saja yang penting tidak sampai memasuki bulan Ramadhan berikutnya.

Sementara itu, ada perbedaan pandangan menurut Imam Ibnu Hajar Al-Haitami (wafat 974 H) yang menyebut makruh bagi orang yang mendahulukan puasa Syawal ketimbang mengqadha puasa Ramadhan, sekalipun batal puasanya karena uzur. 

Menurutnya, jika itu dilakukan, pahala puasa enam hari bulan Syawal tidak diperolehnya secara sempurna. Hal demikian sebagaimana ia tulis dalam kitabnya, Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj.

Senada, Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali (wafat 795 H) juga lebih mengutamakan untuk mendahulukan qadha puasa Ramadhan dari puasa Syawal. 

Sebab, menurutnya, hal tersebut bisa mempercepat oran​​​​​​​g terbebas dari kewajiban mengganti puasa. 

Adapun pandangan lain yang memperbolehkan untuk menggabungkan niat dua puasa yang nilai hukumnya berbeda yakni wajib dan sunah.

Sehingga, seseorang melaksanakan puasa Syawal diikutkan dalam niat puasa Qadha yang artinya puasa qadha dilakukan di bulan Syawal dengan mengharap pahala di bulan Syawal.

(inm)

Terkini Lainnya

Lihat Semua