Nasional

Sejarah Hari Raya Galungan: Kaitan Sakral antara Budaya, Agama, dan Tradisi di Bali

Sejarah Hari Raya Galungan. (Sumber Foto: Screenshot via Okezone)

PASUNDAN EKSPRES - Pada 25 September 2024, umat Hindu akan kembali merayakan Hari Raya Galungan untuk kedua kalinya dalam tahun ini setelah yang pertama diperingati pada 28 Februari 2024 lalu.

Perayaan ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat Hindu, terutama di Bali, di mana hari tersebut telah ditetapkan sebagai hari libur daerah berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023. 

Meski menjadi hari libur di Bali, Hari Raya Galungan tidak termasuk dalam hari libur nasional sesuai ketentuan SKB 3 Menteri.

BACA JUGA:Tradisi dan Ritual Hari Raya Galungan 2024, Beserta Dengan Jadwal Lengkapnya!

Apa Makna Hari Raya Galungan?

Galungan merupakan hari suci bagi umat Hindu untuk memperingati penciptaan alam semesta dan segala isinya. 

Lebih dari sekadar perayaan, Galungan menjadi simbol kemenangan kebaikan (Dharma) atas kejahatan (Adharma). 

Melalui rangkaian upacara dan persembahyangan, umat Hindu diingatkan akan pentingnya menjaga keseimbangan antara dharma dan adharma dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:10 Ucapan Hari Raya Galungan Penuh Doa dan Harapan

Perayaan ini mengandung makna mendalam, di mana umat Hindu diajak untuk senantiasa menegakkan kebaikan, baik secara spiritual maupun dalam tindakan sehari-hari. 

Kemenangan Dharma atas Adharma di dalam diri manusia diharapkan membawa kebahagiaan, kedamaian, dan ketenangan batin yang sejati.

Sejarah Hari Raya Galungan

Mengutip dari detikjateng, berikut sejarah Hari Raya Galungan yang harus teman-teman ketahui; meski asal-usul pasti Galungan tidak dapat ditentukan, berdasarkan lontar Purana Bali Dwipa, perayaan ini pertama kali dirayakan pada Rabu Kliwon, wuku Dungulan, tahun Saka 804, atau sekitar tahun 882 Masehi. 

BACA JUGA:Ucapan Selamat Hari Raya Waisak 2024 Membawa Kedamaian dan Kebahagiaan

Pada masa itu, Bali digambarkan sebagai tempat yang penuh kedamaian dan kemakmuran, mirip dengan Indra Loka.

Kata 'Galungan' berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti 'bertarung', merujuk pada perjuangan antara kebaikan dan kejahatan. 

Di Bali sendiri, pertempuran ini dikenal sebagai wuku Dungulan, namun makna di balik perayaan tetap sama: perayaan kemenangan kebaikan atas keburukan.

Sejak dulu, Hari Raya Galungan dirayakan dengan penuh kemeriahan oleh umat Hindu di seluruh Indonesia, khususnya di Bali. 

Hingga kini, Galungan tetap menjadi salah satu hari raya terpenting dalam kalender Hindu, dirayakan dengan penuh rasa syukur dan kebersamaan.

(pm)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua