Nasional

Pembangunan Rumah Sakit IKN Capai 50 Persen, Menkes Berharap Ada Sentuhan Arsitektur yang Ikonik

Pembangunan Rumah Sakit IKN Capai 50 Persen, Menkes Berharap Ada Sentuhan Arsitektur yang Ikonik
Pembangunan Rumah Sakit IKN. (Foto: Screenshot YouTube Kementerian Kesehatan RI)

PASUNDAN EKSPRES - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan peninjauan langsung terhadap kemajuan pembangunan Rumah Sakit IKN (Ibu Kota Nusantara) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Kamis (11/7). 

Dalam kunjungan tersebut, Budi Gunadi yang didampingi oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya, meninjau langsung kemajuan pembangunan Rumah Sakit IKN yang telah mencapai sekitar 50% lebih sejak peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Desember 2023 lalu.

Dia juga didampingi oleh arsitek Rumah Sakit IKN Andra Matin dan seniman kontemporer dan pematung Sunaryo untuk melihat progres pembangunan Rumah Sakit IKN itu. 

Menkes berharap, keberadaan seniman pematung Sunaryo dapat memberikan sentuhan keindahan nusantara pada arsitektur rumah sakit IKN.

"Kalau bisa, beliau (Pak Sunaryo) bisa bangun satu patung yang bisa menggambarkan keindahan alam nusantara," ucapnya, dilansir dari laman resmi Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, Senin (15/7).

Budi menuturkan, dia ingin Rumah Sakit IKN tidak hanya dipandang sebagai tempat orang sakit, tetapi juga sebagai ikon bahwa rumah sakit yang sedang dibangun adalah rumah sakit Ibu Kota Nusantara.

"Ini juga agar rumah sakit ini tidak hanya dilihat sebagai rumah sakit, tapi sebagai ikon sehingga semua orang kalau datang ke sini ingat kalau ini rumah sakit nusantara," ujarnya.

Mengenai konsep bangunan Rumah Sakit IKN, Andra Matin selaku arsitek utama Rumah Sakit IKN menyatakan, Rumah Sakit IKN dirancang sebagai rumah sakit yang membumi dan memiliki keselarasan dengan konsep nusantara.

"Jadi, rumah sakit ini saya ingin bangun blend dengan lingkungannya. Jadi, bangunannya menggunakan warna yang down to earth bukan warna yang teriak-teriak. Kemudian, kami juga menggunakan fasad yang blend dengan arsitektur nusantara," ucap Andra.

Selain dari segi estetika, arsitek tersebut juga memperhatikan segi fungsional bangunan Rumah Sakit IKN yang dirancangnya. 

Aspek fungsional yang menjadi perhatian di antaranya menyediakan sirkulasi udara dan cahaya bagi penghuni bangunan agar Rumah Sakit IKN menjadi bangunan hemat energi.

"Bangunan ini juga dirancang supaya lebih hemat energi, yaitu bangunannya tidak dibuat satu building, tapi dipecah menjadi dua. Di tengahnya, ada taman sehingga ada cross ventilasi. Ada cahaya yang bisa masuk," paparnya.

Terkait instalasi patung atau ikon yang akan ditempatkan di halaman depan rumah sakit, Sunaryo menjelaskan, patung tersebut berfungsi sebagai penyeimbang fasad bangunan. 

Kehadiran patung itu bertujuan agar rumah sakit tidak hanya dilihat sebagai bangunan biasa, tetapi juga memberikan kesan artistik dan unik bagi para pengunjungnya.

"Patung di sini bukan hanya untuk menjadi estetika taman, tetapi nanti menjadi semacam keseimbangan dengan bangunan itu sendiri," tutur Sunaryo.

Dia menambahkan, dengan ketinggian sekitar sepuluh lantai, kemungkinan tinggi instalasi patung di halaman depan Rumah Sakit IKN ini akan berkisar antara 10-12 meter. 

Hal ini dimaksudkan agar dari kejauhan, orang-orang sudah dapat melihat dan mengenali bahwa bangunan yang mereka lihat adalah Rumah Sakit IKN.

Terakhir, Budi Gunadi Sadikin berharap agar keindahan arsitektur Rumah Sakit IKN ini dapat dinikmati melalui instalasi patung yang akan dibangun oleh seniman Sunaryo, baik oleh mereka yang hanya lewat maupun yang berkunjung ke rumah sakit.

"Patung ini dapat menyatu dengan lingkungan dan gedungnya. Tidak hanya dapat dinikmati oleh orang yang ada di rumah sakit, tetapi juga oleh orang-orang di sekitarnya," tandasnya. (inm)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua