Nasional

Sejumlah Wilayah di Indonesia Diprediksi Tenggelam: Ancaman Nyata bagi Pesisir Jawa Barat, Termasuk Subang

Banjir Bandang Terjang Pemukiman di Cipongkor karena Luapan Sungai
Banjir Bandang Terjang Pemukiman di Cipongkor karena Luapan Sungai (Image From: Ilustration/Pok Rie)

PASUNDAN EKSPRES -Fenomena penurunan permukaan tanah semakin mengkhawatirkan di beberapa wilayah di Indonesia.

Para ahli memprediksi bahwa pada tahun 2050, sejumlah daerah termasuk Jakarta akan tenggelam akibat kombinasi antara penurunan tanah dan naiknya permukaan air laut.

Namun, bukan hanya ibu kota yang menghadapi ancaman ini, beberapa wilayah di Jawa Barat juga terancam mengalami nasib serupa.

Berdasarkan tayangan akun TikTok @enanggenbitpaqieo, sejumlah daerah pesisir di Bekasi, Karawang, dan Subang berisiko hilang dalam beberapa dekade mendatang jika tidak ada langkah mitigasi yang tepat.

Bekasi: Muara Jaya dan Muara Gembong Menuju Tenggelam

Di Kabupaten Bekasi, dua kecamatan, yakni Muara Jaya dan Muara Gembong, menghadapi ancaman besar.

Sejumlah fasilitas publik di Muara Gembong, seperti kantor Polsek, kantor desa, dan sekolah, diperkirakan akan hilang pada tahun 2030.

Air laut yang terus menerobos ke daratan telah menyebabkan banjir rob semakin parah setiap tahunnya, mempercepat laju abrasi yang mengikis wilayah pemukiman dan lahan pertanian.

Karawang: Tujuh Kecamatan Tidak Lagi Menjadi Daratan dalam 5 Tahun

Di Karawang, fenomena yang sama juga terjadi. Tujuh kecamatan di wilayah ini diperkirakan tidak akan lagi menjadi daratan dalam lima tahun ke depan. Kecamatan yang terdampak meliputi:
- Pakisjaya
- Batujaya
- Tirtajaya
- Cibuaya
- Pedes
- Cilamaya Kulon
- Cilamaya Wetan

Masyarakat setempat telah mulai merasakan dampaknya. Banjir pasang yang semakin sering terjadi memaksa warga untuk meninggikan rumah mereka atau bahkan meninggalkan tempat tinggalnya.

Jika tren ini terus berlanjut tanpa intervensi serius dari pemerintah, maka wilayah ini akan lenyap dari peta.

Subang: Pesisir Tergerus, Pelabuhan Patimban dalam Bahaya

Subang juga tidak luput dari ancaman ini. Beberapa kecamatan pesisir seperti Cilamaya Girang, Blanakan, Sukasari, Legon Kulon, Pamanukan, Pusakanagara, dan Patimban berisiko tenggelam pada tahun 2030.

Yang lebih mengkhawatirkan, proyek strategis nasional seperti Pelabuhan Patimban, yang dirancang menjadi pengganti Tanjung Priok, juga berada dalam bahaya.

Jika tidak ada solusi konkret, infrastruktur bernilai triliunan rupiah ini bisa saja terdampak secara langsung oleh naiknya permukaan air laut.

Mengapa Permukaan Tanah Terus Menurun?

Para pakar menyebutkan beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan permukaan tanah di wilayah pesisir Jawa Barat:

Eksploitasi air tanah yang berlebihan – Pengambilan air tanah secara terus-menerus melemahkan struktur tanah, menyebabkan permukaan tanah turun.

Kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim– Pemanasan global telah menyebabkan mencairnya es di kutub, yang pada akhirnya meningkatkan volume air laut dan mempercepat tenggelamnya wilayah pesisir.

Tekanan pembangunan dan urbanisasi – Infrastruktur berat di atas tanah yang rentan semakin mempercepat proses penurunan permukaan tanah.

Dampak dan Langkah Mitigasi

Jika tidak segera ditangani, konsekuensi dari fenomena ini bisa sangat luas. Bukan hanya lahan pemukiman yang hilang, tetapi juga mata pencaharian masyarakat pesisir, infrastruktur penting, hingga ketahanan ekonomi daerah.

Pemerintah diharapkan segera mengambil tindakan mitigasi seperti memperketat regulasi penggunaan air tanah, membangun tanggul laut, serta menanam kembali mangrove untuk mengurangi dampak abrasi.

Ancaman tenggelamnya beberapa wilayah di Indonesia bukan lagi sekadar teori, tetapi kenyataan yang semakin dekat.

Jika tidak ada upaya serius, maka dalam beberapa dekade mendatang, peta Indonesia bisa mengalami perubahan besar dengan hilangnya beberapa daerah pesisir yang kini masih dihuni oleh ribuan warga.

 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua