Bekasi – Banjir besar melanda Perumahan Kemang Pratama, Rawalumbu, Bekasi, pada Selasa (4/3) dini hari.
Ketinggian air dilaporkan mencapai 2,5 meter pada pukul 04.00 WIB, menyebabkan ratusan rumah terendam.
Pantauan di lokasi menunjukkan banyak warga yang terpaksa mengungsi ke tempat lebih tinggi sejak dini hari. Ratusan rumah di RW 011 terendam, bahkan sebagian warga harus bertahan di lantai dua rumah mereka.
Perumahan ini berada di tepi Kali Bekasi yang menerima aliran dari Sungai Cikeas dan Cileungsi di Kabupaten Bogor. Luapan air diduga berasal dari Bendung Katulampa, Bogor.
Selain Kemang Pratama, banjir juga menerjang Perumahan Villa Nusa Indah 2. Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa kawasan tersebut terendam banjir dengan ketinggian mencapai 2,5 meter.
Foto yang beredar menunjukkan air telah mencapai atap rumah, sementara aliran listrik di kawasan itu dipadamkan untuk mencegah bahaya lebih lanjut.
Dampak Banjir dan Kondisi Warga
Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu sejak malam sebelumnya memperparah kondisi, menyebabkan debit air sungai meningkat drastis.
Air mulai naik secara signifikan sejak pukul 01.00 WIB, membuat warga kesulitan menyelamatkan barang berharga.
Banjir juga memutus akses jalan di sekitar Villa Nusa Indah, sehingga warga yang terjebak di rumah harus dievakuasi menggunakan perahu karet.
Beberapa warga lansia dan anak-anak dievakuasi dengan tandu karena arus air yang cukup deras. Hingga pagi ini, ketinggian air masih berkisar antara 2 hingga 3 meter di beberapa titik.
Tim gabungan dari BPBD Bekasi, TNI-Polri, dan relawan telah turun ke lokasi untuk membantu evakuasi warga terdampak. Bantuan logistik seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan mulai disalurkan ke posko pengungsian.
Menurut BPBD Bekasi, banjir diperkirakan mulai surut dalam beberapa jam ke depan jika curah hujan tidak meningkat lagi.
Banjir Berulang, Warga Harapkan Solusi Jangka Panjang
Banjir di Perumahan Villa Nusa Indah bukanlah kejadian pertama. Wilayah ini kerap terdampak banjir akibat topografi yang rendah serta aliran sungai yang meluap saat hujan deras mengguyur daerah hulu.
Warga berharap pemerintah segera melakukan langkah antisipatif seperti normalisasi sungai dan pembangunan tanggul agar kejadian serupa tidak terus berulang.
Banjir pada 4 Maret 2025 ini disebut sebagai salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir, mengingat ketinggian air yang mencapai atap rumah warga.
Dengan kondisi yang terjadi, masyarakat mendesak adanya solusi jangka panjang untuk mencegah bencana serupa terulang di masa mendatang.