PASUNDAN EKSPRES - Sebuah video yang memperlihatkan istri Wali Kota Bekasi, Wiwiek Hargono, mengungsi ke hotel bintang 4 saat banjir besar melanda Kota Bekasi viral di media sosial.
Dalam video berdurasi 1 menit 15 detik tersebut, Wiwiek tampak baru saja turun dari mobil di depan lobi hotel, ditemani oleh beberapa orang.
Video itu pun langsung menuai reaksi negatif dari netizen. Banyak yang menyayangkan tindakan istri Wali Kota yang memilih menginap di hotel mewah saat masyarakat Bekasi tengah menghadapi banjir terparah sejak 2020.
Dalam video itu, terdengar seseorang berkata, "Guys, kita nganter Ibu Wiwiek untuk stay di hotel karena rumahnya kebanjiran," sambil tertawa.
Tak lama kemudian, suara lain menambahkan, "Jadi ibu Wali Kota kita nginapnya di Horison."
Rekaman tersebut diunggah oleh akun @Gojekmilitan di platform X (dulu Twitter) dengan narasi yang menyindir, "Cara terhindar dari banjir versi walkot."
Unggahan itu langsung dibanjiri komentar pedas dari warganet.
"Rakyatnya nggak diajak nginep di hotel, Bu?" tulis akun @phb_1024.
Sementara itu, akun @Zeetoembare menambahkan, "Di negara dengan pemimpin yang normal, pejabat adalah pelayan rakyat.
Tapi di negara yang nalarnya tak normal, pejabat malah bertindak bak raja dan ratu."
Kritik lainnya datang dari akun @RamaArjuna97 yang menulis, "Dan bodohnya, dia malah merekam video ini seolah-olah normal tanpa memikirkan perasaan warga yang kebanjiran."
Sebagai informasi, banjir besar yang melanda Kota Bekasi sejak Senin malam (3/3/2025) berdampak pada delapan dari 12 kecamatan.
Curah hujan tinggi di wilayah Bogor menyebabkan debit air Sungai Ciliwung, Citarum, dan Cisadane meningkat, mengakibatkan air meluap ke permukiman warga.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengonfirmasi bahwa banjir telah melumpuhkan berbagai sektor, termasuk perkantoran, lingkungan pemukiman, serta jalan raya utama.
Pada Selasa (4/3/2025), Tri menyatakan bahwa kondisi di Bekasi sangat mengkhawatirkan karena air telah merendam banyak wilayah hingga aktivitas kota terhenti.
Peristiwa ini semakin memperparah kondisi masyarakat yang harus mengungsi ke posko darurat, sementara sebagian lainnya masih berjuang menyelamatkan harta benda mereka dari terjangan banjir.
