TARAKAN-Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana melanjutkan kiprah Safari Silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi pada Senin 6 Mei 2024. Kali ini, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi lokasi ke-19 dari rangkaian 34 sharing di lingkungan Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Baharkam Polri di Kepolisian Daerah (Polda) seluruh Indonesia.
Terakhir kali sharing di lingkungan Ditpolairud dilaksanakan doktor komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut di Polda Sulawesi Selatan pada Jumat 21 Maret 2024.
Di Ditpolairud Provinsi Kaltara Dr Aqua Dwipayana menyampaikan materi sharing bertajuk “Meningkatkan Motivasi dan Integritas Personel Ditpolairud Polda Kaltara yang ‘Lurik’ (Lurus dalam Pengabdian, Ikhlas dalam Melayani)”.
Puluhan peserta dari personel Ditpolaiorud Polda Kaltara yang dipimpin Direktur Polairudnya Kombes Pol Bambang Wiriawan menyimak paparan dari materi Sharing Komunikasi dan Motivasi Dr Aqua Dwipayana di Mako Ditpolairud Polda Kaltara Kecamatan Tarakan Utara, Kota Tarakan, Kaltara.
Dr Aqua Dwipayana mengungkapkan untuk meningkatkan motivasi dan integritas personel Ditpolairud Polda Kaltara, pastikan komunikasi antara unsur pimpinan dan personel dilakukan secara terbuka dan transparan. Ini mencakup memberikan informasi tentang kebijakan, tujuan, dan perkembangan organisasi secara teratur.
Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) tersebut menekankan pentingnya terjalin komunikasi dua arah yang baik antara pimpinan dan personel. "Komunikasi yang efektif adalah pondasi utama keberhasilan. Oleh karena itu, semua mesti berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap personel memiliki akses terhadap informasi yang jelas dan akurat, serta memiliki saluran untuk menyampaikan masukan dan kekhawatiran mereka," ujar pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut.
Salah satu inisiatif yang juga perlu diperkenalkan menurut Dr Aqua Dwipayana adalah pendirian forum diskusi reguler antara pimpinan dan personel. Forum ini akan menjadi platform bagi personel untuk menyampaikan ide, masukan, dan permasalahan yang dihadapi di lapangan.
Selain itu, penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim itu juga menegaskan pentingnya transparansi dalam pengambilan keputusan. Semua unsur di organisasi harus memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil akan disampaikan secara jelas kepada seluruh personel, bersama dengan alasan dan tujuannya. Setiap personel memiliki kontribusi berharga dalam peningkatan kinerja organisasi. Oleh karena itu, pimpinan harus memberikan perhatian khusus terhadap masukan dari personel lapangan.
Dengan langkah-langkah tersebut, lanjut Dr Aqua Dwipayana, Ditpolairud Polda Kaltara harus bertekad untuk memastikan bahwa komunikasi yang efektif dan transparan tetap menjadi prioritas utama dalam upaya meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.
Pengembangan Keterampilan
Lebih jauh, Staf Ahl Ketua Umum KONI Pusat ini menguraikan langkah-langkah lainnya. Berikan pelatihan reguler dan kesempatan pengembangan keterampilan kepada personel. Ini bisa berupa pelatihan teknis terkait tugas-tugas Polisi Air dan Udara, serta pelatihan non-teknis seperti kepemimpinan, komunikasi, dan manajemen konflik.
Kemudian, tambah Dr Aqua Dwipayana, bantu personel untuk merencanakan karir mereka. Sediakan jalur karir yang jelas dan beri pemahaman tentang bagaimana mereka dapat meningkatkan kemampuan diri dalam organisasi. Berikan pengakuan kepada personel yang berhasil dan berprestasi. Ini bisa dalam bentuk apresiasi publik, penghargaan resmi, atau promosi. Ini akan memotivasi mereka untuk terus melakukan yang terbaik.
“Upaya yang juga penting adalah membangun budaya organisasi yang didasarkan pada integritas, etika, dan profesionalisme. Pastikan semua personel memahami dan mematuhi kode etik dan nilai-nilai yang ditetapkan. Lakukan pengawasan internal yang ketat untuk memastikan kepatuhan terhadap standar etika dan profesionalisme. Ini termasuk penegakan disiplin yang adil dan konsisten bagi mereka yang melanggar aturan,” kata Dr Aqua Dwipayana menguraikan.
Dr Aqua Dwipayana juga mengingatkan ihwal penyediaan program kesejahteraan fisik dan mental bagi personel. Dukung kesehatan mereka dengan akses ke fasilitas kebugaran, konseling psikologis, atau program untuk mengelola stres.
“Libatkan personel dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka. Ini bisa melalui forum diskusi, pengumpulan umpan balik, atau lewat representasi personel dalam komite atau kelompok kerja. Berikan penghargaan bagi mereka yang menunjukkan integritas dan kinerja luar biasa. Ini bisa berupa penghargaan bulanan, tahunan, atau pengakuan khusus untuk tindakan heroik atau pencegahan kejahatan,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Mendarat di Bandara Juwata Tarakan
Minggu (5/5/2024) malam sekira pukul 23.30 Wita Dr Aqua Dwipayana mendarat di Bandara Juwata Tarakan. Setelah menempuh perjalanan sekira 2 jam. Pesawat Lion Air JT 268 jenis Boeing 373-900 dari Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, yang dinaikinya terlambat sekitar 4 jam.
Informasi dari pihak Lion Air, pesawat yang mau dinaiki Dr Aqua Dwipayana rusak. Sehingga harus ganti pesawat.
Rencananya menggunakan pesawat pengganti dari Manado, Sulawesi Utara. Mendarat di Bandara Juanda sekitar pukul 20.30. Sehingga paling cepat pukul 21.00. Namun belakangan menggunakan pesawat dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Ketika Dr Aqua Dwipayana mau masuk pesawat, terminal 1 Bandara Juanda sudah mulai sepi. Sebagian besar penumpang telah berangkat ke tujuan masing-masing.
Pembicara laris itu ditemani mantan Station Manager Lion Group Surabaya Kolid Widodo. Dengan sabar menanti keberangkatan ke Tarakan. Apa pun yang terjadi, tetap disyukurinya.
Kembali Sharing di Korpolairud
Setelah absen sekitar 1,5 bulan paska diopname selama 4 malam 3 hari (18-21/3/2024) di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Papua, Dr Aqua Dwipayana kembali menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi di lingkungan Korpolairud Baharkam Polri. Terakhir melakukan kegiatan itu di Ditpolairud Polda Sulawesi Selatan pada Jumat 21 Maret 2024.
Kepala Korpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih yang menugaskan Dr Aqua Dwipayana untuk Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada sekitar 8.000 personil Polri yang berada di bawahnya. Mereka bertugas di Mabes Polri dan 34 Polda.
Sampai sekarang Dr Aqua Dwipayana telah mendatangi 18 Polda. Pria yang telah memotivasi jutaan orang baik di 38 provinsi maupun puluhan negara itu bertekad menuntaskan segera tugas dari Yasin. Targetnya beberapa bulan ke depan sudah mendatangi semua Polda.
Yasin yang ketemu Dr Aqua Dwipayana di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut Jakarta pada 2007 mendukung penuh semua kegiatan motivator handal itu kepada jajarannya. Ia selalu memonitpr dan memberi bantuan secara optimal.
Dr Aqua Dwipayana banyak belajar saat memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi di jajaran Korpolairud Baharkam Polri. Semua itu sangat bermanfaat buat dirinya.
Visi dan Misi Ditpolairud Polda Kaltara
Visi
Mewujudkan Polisi Perairan sebagai pembina kamtibmas di wilayah Perairan Indonesia dalam rangka memberikan pelayanan, perlindungan, dan pengayoman terhadap masyarakat yang profesional, modern dan dipercaya oleh masyarakat.
Misi
Menjamin keamanan dan ketertiban di wilayah perairan;
Memelihara ketertiban masyarakat dan memberikan pelayanan kepastian hukum;
Mendorong perangkat masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera;
Memberikan bantuan terhadap korban bencana alam/quick response (SAR);
Membantu keselamatan pelayaran;
Meningkatkan kerjasama baik lintas sektoral maupun internasional.
Pimpinan: Kombes Pol Bambang Wiriawan, S.I.K.,M.H. (Dirpolairud Polda Kalimantan Utara).
Nilai yang selalu digaungkan pimpinan:
Tingkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Profesionalitas, dengan bekerja secara disiplin dan tepat waktu.
Inovasi, menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasikan hal yang baru dengan lebih baik.
Tanggung jawab, bekerja secara yuntas dan konsekuen.
Kerja sama, kegiatan dilaksanakan secara bersama-sama akan memudahkan tugas yang diemban.
Ikhlas, berikan pelayanan secara Ikhlas tanpa pamrih kepada masyarakat yang membutuhkan kehadiran personel.
Tidak melakukan pelanggaran atau tindak pidana baik yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga, maupun institusi kepolisian.
Sejarah Polairud
Kepolisian Air dan Udara lahir ketika Menteri Dalam Negeri mengeluarkan keputusan tertanggal 14 Maret 1951 soal penetapan Polisi Perairan sebagai bagian dari Jawatan Kepolisian Negara terhitung mulai 1 Desember 1950. Keputusan ini disempurnakan lagi dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Perdana Menteri RI tanggal 5 Desember 1956 tentang pembentukan Seksi Udara pada Djawatan Kepolisian Negara.
Sejak itu, bagian Polisi Perairan menjadi bagian Polisi Perairan dan Udara. Di awal berdirinya, Polisi Perairan bermodalkan sebuah kapal "Angkloeng". Baru pada akhir tahun 50-an, jumlah kapal bertambah hingga mencapai 35 buah. Sementara Polisi Udara hanya memiliki sebuah pesawat Cessna-180.
Setelah melalui beberapa kali perombakan, penyempurnaan organisasi baru terjadi pada tahun 1985. Satuan Utama Polisi Air dilebur ke dalam Sub Direktorat Polisi Air dan Satuan Utama Polisi Udara menjadi Subditpol Udara. Kedua subdirektorat ini beroperasi dibawah kendali Direktorat Samapta Polri. Hingga akhirnya berkiblat kepada sejarah kelahirannya, 1 Desember diputuskan sebagai hari keramatnya Polisi Air dan Udara.
Para Pejabat Negara, dengan pandangan jauh ke depan telah mengeluarkan Keputusan-keputusan yang strategis berupa Keputusan Menteri Dalam Negeri RI No. 4/2/3/Um, tanggal 14 Maret 1951 tentang Penetapan Polisi Perairan sebagai Bagian dari Djawatan Kepolisian Negara terhitung mulai tanggal 1 Desember 1950. Dengan lahirnya Djawatan Polisi Perairan maka seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di khatulistiwa, di tengah hamparan laut Indonesia yang sangat luas telah diantisipasi perlunya pemeliharaan keamanan dan ketertiban serta penegakan hukum.
Pada tahun 1953 sampai 1958 berdasarkan Surat Perintah KKN No. Pol.: 2/XIV/1953, tanggal 16 Januari 1953 dibentuk dua Pangkalan Polisi Perairan masing-masing di Belawan dan Surabaya. Terdorong dari kesulitan-kesulitan yang sering timbul dikarenakan kondisi geografis wilayah Nusantara maka dibentuklah Polisi Udara dengan SK Perdana Menteri Nomor 510.PM/1956 tanggal 5 Desember 1956. Resmilah tanggal 1 Desember 1956 nama bagian Polisi Perairan dan Polisi Udara yang dipimpin oleh Komisaris Besar Polisi RP. Sudarsono, dengan memiliki 35 kapal dari berbagai tipe dan sebuah pesawat jenis Cesna-180. Dengan Armada yang dimiliki Polisi Perairan dan Udara ikut serta dalam pemberantasan penyelundupan, bajak laut, dan operasi-operasi militer seperti pemberantasan DI/TII di Aceh dan Pantai Karawang Jawa Barat.
Setelah melalui beberapa kali perombakan, penyempurnaan organisasi baru terjadi pada tahun 1985. Satuan Utama Polisi Air dilebur ke dalam Subditpol Air dan Satuan Utama Polisi Udara menjadi Sub Direktorat Polisi Udara. Kedua subdirektorat ini beroperasi dibawah kendali Direktorat Samapta Polri. Dengan pertimbangan perkembangan situasi dan berdasarkan Skep Kapolri No. Pol.: Skep/9/V/ 2001, tanggal 25 Mei 2001 struktur Polairud dibawah Deops Kapolri dengan sebutan Dit Polairud Deops Polri.
Pada Oktober 2002 terjadi Validasi Organisasi dengan Keputusan Kapolri No. Pol.: Kep /53/ X/ 2002, tanggal 17 Oktober 2002 dengan sebutan Dit Polair Babinkam Polri. Pada bulan Oktober 2010 terjadi Restrukturisasi organisasi di tubuh Polri dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor. 52 Tahun 2010, yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010 Tanggal 14 Oktober 2010 untuk tingkat Mabes Polri dan Peraturan Kapolri Nomor.l 22 Tanggal 14 Oktober 2010 untuk tingkat Kepolisian Daerah. Hingga akhirnya berpedoman kepada sejarah kelahirannya, 1 Desember diputuskan sebagai hari Ulang Tahun Polairud.(*)