Nasional

Kemenag: Pengurusan Slot Time Penerbangan Jemaah Haji Jadi Kewajiban Maskapai

Kemenag: Pengurusan Slot Time Penerbangan Jemaah Haji Jadi Kewajiban Maskapai
Jemaah haji bersiap pergi ke Makkah. (Foto: laman resmi Kemenag)

PASUNDAN EKSPRES - Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab memastikan pengurusan slot time penerbangan jemaah haji menjadi kewajiban maskapai. 

Saiful menegaskan bahwa proses tata kelolanya dilakukan masing-masing maskapai dengan otoritas penerbangan di Arab Saudi.

Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini diwarnai pengalihan slot time penerbangan untuk 46 kelompok terbang (kloter) jemaah Indonesia pada gelombang 1 pemulangan.

Sebanyak lebih kurang 18.000 jemaah yang berangkat pada gelombang pertama (mendarat di Madinah), semestinya pulang melalui Jeddah. 

Namun, karena maskapai gagal mendapatkan slot time di Bandara Jeddah, jemaah harus pulang melalui Madinah.

"Salah kalau dikatakan Kemenag yang urus slottime. Otoritas yang memberikan slot time penerbangan adalah otoritas penerbangan Saudi atau GACA. Kewenangan yang mengajukan slot time adalah Airlines, baik Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines," ucap Saiful Mujab di Jakarta, dikutip dari laman resmi Kemenag, Senin (15/7).

"Jadi kalau ada slot time yang tidak bisa diperoleh, itu ya kegagalan maskapai penerbangan," lanjutnya.

Saiful Mujab menjelaskan, Kemenag tidak memiliki wewenang untuk mengajukan slot time. 

Oleh karena itu, urusan slot time masuk dalam item kontrak berdasarkan skema pemberangkatan yang harus dipenuhi maskapai.

Dikatakannya, Kemenag memang pernah rapat dengan GACA untuk membahas pengajuan slot time. 

Namun, GACA meminta Airlines yang mengajukan slot time sesuai kebutuhan Kemenag.

"Saat pengajuan harus detail, mulai jam penerbangan, nomor penerbangan, dan nomor pesawat. Kita sudah menyerahkan jadwal penerbangan jemaah sejak awal Januari 2024 dengan tujuan agar maskapai segera mengajukan slot time ke pihak GACA. Tapi entah kenapa, Garuda tidak segera koordinasi dengan GACA. Sedangkan Saudia Airlines bergegas mengajukan sehingga mendapat slot time, sementara Garuda lambat pengajuannya," tuturnya.

"Saudia bisa memenuhi jadwal sesuai keinginan Kemenag karena lebih awal mengajukan ke GACA, sementara Garuda terlambat mengajukan slot time karena terlambat dalam pengadaan pesawat," sambungnya.

"Karena slot time ini berebut dengan Airlines dari semua negara pengirim jemaah haji, maka Garuda tidak kebagian slot time yang dibutuhkan untuk membawa jemaah haji sesuai kontrak penerbangan," pungkasnya. (inm)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua