PASUNDAN EKSPRES - Kementerian Agama (Kemenag) dengan Universitas Al-Azhar meresmikan pembangunan Markaz Tathwir Ta’lim At-Thullab Al-Wafidin Wa Al-Ajanib cabang Indonesia.
Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Profesor Dr. Nahla Sabry El Seidy, Head of Center for the Development of Foreign Students Education at Al-Azhar Affairs (Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Mahasiswa Asing Al-Azhar) yang berlangsung di Auditorium HM Rasjidi, Kamis (11/9/2024).
"Mesir adalah negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Republik Indonesia, maka sudah selayaknya Indonesia menjalin hubungan yang baik dan bekerja sama dengan Mesir demi kebaikan dua negara yang kita cintai," ucap Wakil Menteri Kementerian Agama, Saiful Rahmat Dasuki, dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Jumat (12/7).
Menurut Saiful, Mesir memiliki Universitas Al-Azhar yang menjadi salah satu destinasi pendidikan pelajar Indonesia yang ingin menambah ilmu pengetahuan agama Islam.
"Al-Azhar banyak melahirkan tokoh-tokoh ulama Indonesia, Abdurrahman Wahid, M. Quraish Shihab, Mustofa Bisri, dan lain-lain. Tentunya ada keterkaitan pandangan pandangan Islam beliau hari ini dan mengajarkan pada kita," tuturnya.
Wamenag menyampaikan bahwa, Al-Azhar adalah kampus pencetak ulama yang memiliki pemahaman Islam yang moderat, dan benteng Islam moderat yang tertua yang ada di dunia islam saat ini.
"Saya mewakili Menteri Agama, menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada Yang Mulia Grand Syekh Al Azhar, Prof. Ahmed Mohammed Ahmed Al-Tayeb dan juga kepada Prof. Dr. Nadzir Muhammad Iyad, atas kesempatan silaturahmi dan hubungan yang baik ini," ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Nahla Sabry El Seidy mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama Republik Indonesia yang berinisiatif membuka cabang Markaz Tathwir di Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa Al-Azhar selalu mengedepankan upaya maksimal untuk melayani para mahasiswa asing terutama dalam pendirian Markaz Tathwir di indonesia.
"Markaz Tathwir adalah sebuah markaz yang sangat penting posisinya dalam hal penyiapan calon-calon mahasiswa yang akan belajar di universitas Al-Azhar," ucapnya.
Saat ini proses pendirian Markaz Tathwir sedang dalam tahap urusan persetujuan dari kedua negara.
Setelah tahap tersebut selesai, Markaz dapat segera melayani mahasiswa Indonesia di Al-Azhar.
Dalam acara tersebut, hadir Secretary General of the Islamic Research Institute Al-azhar Prof. Dr Nadzir Muhammad Iyad dan Wakil Duta Besar Mesir untuk Indonesia Osama Hamdy.
Selain itu, hadir pula Sekretaris Jenderal Kemenag RI Muhammad Ali Ramdhani dan para jajaran, hadir juga para perwakilan dari KBRI di Kairo. (inm)