PASUNDAN EKSPRES - Galungan adalah salah satu hari raya terbesar dalam agama Hindu, terutama di Bali dan perayaan ini telah berlangsung sejak lama dan menjadi momen sakral yang dirayakan dengan meriah oleh umat Hindu di seluruh Indonesia.
Perayaan Galungan menjadi simbol kemenangan kebaikan (Dharma) atas kejahatan (Adharma) dan memiliki rangkaian ritual yang sangat bermakna.
Rangkaian Perayaan Hari Raya Galungan
Dikutip dari detikjateng, berikut adalah tahapan utama dalam rangkaian perayaan Galungan:
1. Tumpek Wariga
Ritual pertama dimulai 25 hari sebelum Galungan.
Di 25 hari sebelum Galungan, para umat Hindu menghaturkan sesaji kepada tumbuh-tumbuhan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada alam.
Mereka memohon kepada Dewa Sang Hyang Sangkara agar tanaman tumbuh subur dan memberikan hasil yang melimpah.
BACA JUGA:Sejarah Hari Raya Galungan: Kaitan Sakral antara Budaya, Agama, dan Tradisi di Bali
2. Sugihan Jawa
Enam hari sebelum Galungan, Sugihan Jawa dirayakan untuk membersihkan lingkungan luar (Bhuana Agung).
Umat Hindu melakukan pembersihan rumah dan tempat ibadah, menetralkan energi negatif yang mungkin ada di sekitar mereka.
3. Sugihan Bali
Sehari setelah Sugihan Jawa, umat Hindu merayakan Sugihan Bali yang berfokus pada penyucian diri (Bhuana Alit).
Mereka mandi dan meminta air suci dari pendeta untuk membersihkan jiwa serta raga sebagai persiapan menyambut Galungan.
BACA JUGA:Tradisi dan Ritual Hari Raya Galungan 2024, Beserta Dengan Jadwal Lengkapnya!
BACA JUGA:Ucapan Selamat Hari Raya Waisak 2024 Membawa Kedamaian dan Kebahagiaan
4. Hari Penyekeban
Tiga hari sebelum Galungan, Hari Penyekeban dirayakan sebagai momen untuk mengekang diri dari berbagai godaan yang dapat mengganggu persiapan batin menuju hari besar.
5. Hari Penyajan
Dua hari sebelum Galungan, Hari Penyajan memiliki makna kesiapan spiritual.
Para umat pun diuji oleh godaan Sang Bhuta Dungulan, simbol kejahatan, untuk mengukur sejauh mana mereka mampu bertahan dalam dharma.
6. Hari Penampahan
Sehari sebelum Galungan, umat Hindu sibuk mempersiapkan penjor (hiasan bambu) dan menyembelih babi sebagai simbol penyingkiran sifat kebinatangan dalam diri.
Nah, pada hari ini juga, mereka memberikan penghormatan kepada leluhur yang 'menyambangi' mereka.
7. Hari Raya Galungan
Puncak perayaan Galungan diisi dengan sembahyang di rumah dan pura untuk memohon berkah dari Sang Hyang Widhi.
Sama seperti perayaan keagamaan lainnya, tradisi pulang kampung juga sering dilakukan, di mana umat kembali ke kampung halaman untuk bersembahyang bersama keluarga.
BACA JUGA:10 Ucapan Hari Raya Galungan Penuh Doa dan Harapan
8. Umanis Galungan
Sehari setelah Galungan, umat Hindu menggelar Dharma Santi, saling mengunjungi keluarga dan tetangga.
Tradisi Ngelawang oleh anak-anak yang menarikan barong dari rumah ke rumah juga menambah semarak perayaan.
9. Pemaridan Guru
Pada Sabtu Pon wuku Galungan, umat Hindu memohon petunjuk dan kebijaksanaan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar mereka selalu berada di jalan yang benar dalam menjalani kehidupan.
10. Ulihan
Dirayakan pada Minggu Wage wuku Kuningan, Ulihan menandai kembalinya leluhur ke kahyangan setelah memberikan berkah selama Galungan sekaligus melakukan persembahyangan sebagai ungkapan rasa syukur.
11. Pemacekan Agung
Pemacekan Agung, yang dirayakan pada Senin Kliwon wuku Kuningan, mengingatkan umat Hindu untuk tetap teguh dalam iman setelah Galungan.
12. Hari Kuningan
Sepuluh hari setelah Galungan, Hari Kuningan dirayakan dengan persembahan khusus dan sembahyang sebelum tengah hari, mengingat saat itu para dewa kembali ke kahyangan.
13. Hari Pegat Wakan
Sebagai penutup rangkaian, Hari Pegat Wakan dirayakan dengan mencabut penjor dan membakarnya.
Abunya ditanam di pekarangan sebagai simbol penutupan perayaan Galungan dan Kuningan.
Setiap tahap dalam perayaan Galungan mengandung pesan spiritual dan mengingatkan umat Hindu untuk selalu berpegang pada dharma dalam kehidupan sehari-hari.
(pm)