Miris! Siswa Bingung Soal Pengetahuan Umum, Apa yang Salah dengan Sistem Pendidikan Indonesia?

Miris! Siswa Bingung Soal Pengetahuan Umum, Apa yang Salah dengan Sistem Pendidikan Indonesia?

Miris! Siswa Bingung Soal Pengetahuan Umum, Apa yang Salah dengan Sistem Pendidikan Indonesia?

PASUNDAN EKSPRES- Baru-baru ini, sebuah video viral menunjukkan sekelompok siswa yang tampak bingung.

Ketika ditanya soal pengetahuan umum sederhana, seperti kepanjangan MPR dan ibu kota Jawa Timur.

Beberapa siswa dengan percaya diri menjawab "Yogyakarta" atau bahkan "Bandung" sebagai ibu kota Jawa Timur, dan tak satu pun dari mereka yang bisa menjelaskan kepanjangan MPR.

Reaksi publik pun beragam. Beberapa menganggap situasi ini lucu, namun di sisi lain, banyak yang merasa miris dengan kondisi pendidikan di Indonesia.

BACA JUGA: PLN Resmi Tawarkan Promo Tambah Daya Listrik Diskon 50% di Bulan Mei 2025, Ini Syarat dan Cara Dapatkannya

Mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla juga sempat mengkritik sistem pendidikan Indonesia, menyebutnya kurang efektif dalam memberikan pemahaman dasar yang penting bagi siswa.

Apa yang Salah dengan Kurikulum Kita?

Menurut Martadi, pakar pendidikan dan Wakil Rektor Universitas Negeri Surabaya, masalah ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh ketidaktahuan siswa, melainkan bisa jadi karena kurikulum yang tidak berjalan efektif.

"Banyak anak-anak kita yang tidak menguasai pengetahuan umum dasar, seperti ibu kota Jawa Timur.

BACA JUGA: Para Jemaah Haji, Ini Hal yang Dilarang saat Berada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Pertanyaannya, apakah ini tidak diajarkan dalam kurikulum, atau diajarkan namun tidak tersampaikan dengan baik?" ujar Martadi.

Ada kemungkinan anak-anak sekarang menganggap hafalan sebagai sesuatu yang kuno.

"Mungkin saja mereka merasa, 'Kenapa harus menghafal kalau saya bisa googling?' Ini tanda bahwa kita perlu mengevaluasi metode pengajaran kita," tambahnya.

Kritik terhadap Kurikulum Merdeka

Yusuf Kalla juga mengkritik Kurikulum Merdeka yang saat ini diterapkan di sekolah-sekolah.

Menurutnya, kurikulum ini justru membuat anak-anak kurang fokus belajar. Bahkan, penghapusan Ujian Nasional (UN) sebagai standar kelulusan turut menjadi sorotan.

Martadi sepakat dengan pandangan ini, ia mengatakan bahwa adopsi kurikulum dari negara lain, seperti Finlandia, perlu disesuaikan dengan kondisi Indonesia.

"Kurikulum Merdeka memang mengikuti paradigma pendidikan yang banyak dianut negara maju.


Berita Terkini