Nasional

Bibit Siklon Tropis 93W Terpantau, Indonesia Siap Hadapi Cuaca Ekstrem!

Bibit Siklon Tropis 93W Terpantau, Indonesia Siap Hadapi Cuaca Ekstrem!

PASUNDAN EKSPRES - Indonesia bersiap untuk cuaca yang basah dan dingin selama seminggu ke depan. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan diprediksi akan mengguyur berbagai daerah dari tanggal 25 hingga 30 September 2024. Kelembapan udara yang meningkat di Pulau Jawa menjadi salah satu faktor utama cuaca ini, sehingga masyarakat perlu mempersiapkan diri untuk hujan yang datang tiba-tiba.

 

Melalui akun Instagram @infobmkg, BMKG menyatakan, "Sepanjang minggu lalu, beberapa wilayah di bagian utara Indonesia masih dapat curah hujan tinggi." (24/09/24). Hujan ini datang tanpa banyak tanda-tanda, jadi jangan sampai lengah dan terkena hujan saat sedang di luar!

 

Apa Penyebab Hujan Terus-Menerus?

 

Pertanyaan yang sering muncul adalah, mengapa beberapa daerah di Indonesia terus-menerus diguyur hujan? BMKG mengungkapkan bahwa penyebabnya adalah aliran udara lembap yang berasal dari Samudera Hindia. Udara ini membawa awan konvektif, dan ditambah dengan suhu laut yang hangat, potensi hujan deras semakin besar, terutama di wilayah barat dan tengah Pulau Jawa.

 

BMKG menambahkan, "Kondisi ini menciptakan peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, bahkan disertai petir di beberapa daerah, terutama pada sore hingga malam hari." Jadi, kalau sudah sore, lebih baik siapkan payung atau jas hujan agar tidak terjebak hujan mendadak!

 

Dampak Angin Monsun Timuran untuk Jawa

 

Biasanya, angin monsun timuran bersifat kering, namun kali ini berbeda. Kelembapan udara yang tinggi akibat dinamika atmosfer menyebabkan peningkatan curah hujan di Pulau Jawa. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diprediksi akan melanda banyak daerah di Indonesia selama beberapa hari ke depan.

 

Daerah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

 

BMKG telah merilis daftar daerah yang diperkirakan akan mengalami hujan deras dan angin kencang mulai 25 hingga 30 September 2024. Daerah-daerah tersebut meliputi:

 

- Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung

- Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur

- Bali, NTB, NTT

- Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan

- Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan

- Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan

 

BMKG juga menyoroti bahwa beberapa daerah seperti Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Selatan harus waspada terhadap potensi angin kencang yang dapat menyebabkan kerusakan.

 

Fenomena Atmosfer Lainnya: Gelombang Ekuator dan Bibit Siklon Tropis

Selain hujan deras dan angin kencang, beberapa fenomena atmosfer juga turut aktif dan mempengaruhi cuaca Indonesia. Fenomena seperti Gelombang Ekuator Rossby dan Bibit Siklon Tropis 93W sedang berlangsung, memberikan dampak pada beberapa daerah seperti Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. BMKG juga mencatat bahwa MJO (Madden-Julian Oscillation) sedang aktif di wilayah Western Pacific, meskipun dampaknya tidak terlalu signifikan bagi curah hujan di Indonesia.

 

Di sisi lain, Gelombang Kelvin juga terdeteksi di beberapa wilayah seperti Aceh, Bengkulu, dan Sumatera Selatan, meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.

 

Awas, Bibit Siklon Tropis 93W!

 

BMKG memperingatkan adanya Bibit Siklon Tropis 93W yang terdeteksi di Laut China Selatan. Fenomena ini menciptakan daerah konfluensi atau pertemuan angin yang memanjang di wilayah tersebut. Selain itu, sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik utara Maluku Utara juga membentuk daerah konvergensi, yaitu perlambatan angin yang meningkatkan potensi hujan di Papua Barat.

 

Daerah lain seperti pesisir barat Kalimantan Barat hingga Laut Natuna, pesisir selatan Jawa Timur hingga Jawa Tengah, dan beberapa lokasi lainnya juga mengalami perlambatan kecepatan angin, yang mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua