10 Blunder Ganjar Pranowo dan PDIP yang Membuat Rakyat Semakin Geram

10 Blunder Ganjar Pranowo dan PDIP yang Membuat Rakyat Semakin Geram (Sumber Foto Watrakota.Tribunnews)
Kritik Ganjar terhadap penegakan hukum pada era Presiden Jokowi dinilai kurang tepat, terutama saat ia memberi skor lima untuk kinerja pemerintah dalam hal tersebut.
Hal ini menunjukkan ketidakpuasan Ganjar terhadap kinerja pemerintah, tanpa memberikan solusi konkret atau dukungan untuk perbaikan.
6. Serangan Terhadap Presiden Jokowi
Serangan Ganjar Pranowo terhadap Presiden Jokowi dengan kritikan pedas dianggap telah menyebabkan sebagian pendukung Jokowi beralih mendukung paslon presiden lain.
Hal ini mencerminkan ketidakbijaksanaan dalam strategi politik, terutama dalam menjaga basis pemilih.
7. Pandangan Ketum PDIP terhadap Presiden Jokowi
Ketidaksesuaian diksi yang sering digunakan oleh Ketum PDIP terhadap Presiden Jokowi dinilai sebagai kesalahan besar.
Penggunaan istilah "petugas partai" untuk merujuk kepada presiden dapat memicu ketidakpuasan dan kebingungan di kalangan pemilih.
8. Pengakuan Soal Video Porno
Pengakuan Ganjar Pranowo mengenai ketertarikannya menonton video porno dianggap tidak pantas dan tidak relevan dengan ranah politik. Hal ini memunculkan keraguan terhadap karakter dan moralitas seorang calon pemimpin.
9. Penghubungan dengan Gubernur DKI Jakarta
Upaya Ganjar Pranowo dalam menghubungi Gubernur DKI Jakarta terkait keluhan pedagang di Pasar Anyar Bahari Jakarta Utara dinilai tidak pantas dan melampaui kewenangannya.
Tindakan ini menimbulkan kontroversi dan menunjukkan kurangnya pemahaman akan batasan wilayah kerja.
10. Arogansi dalam Debat dan Kampanye
Selama berkontestasi, Ganjar Pranowo dinilai terlalu arogan dan keras dalam menyerang lawan politiknya, terutama Prabowo Subianto.
Hal ini bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat, yang cenderung menginginkan kandidat yang lebih santun dan tulus dalam berbicara.
Ke-10 blunder tersebut mencerminkan beberapa kesalahan strategis dan taktis yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo dan PDIP, yang pada akhirnya dapat memengaruhi elektabilitas dan dukungan dari masyarakat.
Dengan memperhatikan blunder-blunder ini, diharapkan para kandidat dan partai politik dapat belajar untuk lebih bijaksana dalam berinteraksi dengan publik dan menjalankan kampanye politik mereka.