Mengenang P.W. Hofland, Tuan Tanah Belanda di Kejayaan Subang

Mengenang P.W. Hofland, Tuan Tanah Belanda di Kejayaan Subang

Mengenang P.W. Hofland, Tuan Tanah Belanda di Kejayaan Subang (dok.National Geographic Indonesia)

BACA JUGA:Catat Warga Subang! Yuk Ketahui Apa Saja Layanan yang Ada di Samsat Subang

3. Berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat Subang

Sebagai orang asing, P.W Hofland juga menjalankan peran imperialisme ala Eropa. Menariknya, ia melakukan hal tersebut secara humanis.

Para karyawan yang bekerja di pabriknya, benar-benar diperhatikan. Ia memberi gaji dengan layak, termasuk memberikan bonus terhadap pekerja yang berprestasi.

Alhasil, berkat kedermawanan P.W Hofland turut memicu semangat bekerja para karyawan, hingga usahanya di perkebunan dan pertanian P & T Landen semakin mendulang untung besar di Hindia Belanda.

BACA JUGA:Caleg Suara Terbanyak di Subang, Tegar Jasa Priatna Belajar Politik Langsung dari Prabowo

4. Membangun infrastruktur bangunan hingga sekolah 

Selain menjadi pengusaha yang mensejahterakan masyarakat Subang, P.W Hofland juga memperhatikan kondisi lingkungan dan masyarakat di sekitar kebun sampai pabriknya. 

P.W Hofland diketahui membangun jalanan, termasuk instalasi listrik lewat PLTA di wilayah Subang. 

PLTA tersebut sebenarnya untuk kebutuhan listrik perkebunan dan pabrik, namun ia paralelkan untuk kebutuhan fasilitas umum, salah satunya jalan.

Selain itu, P.W Holfland juga membangun fasilitas sekolah desa bagi anak-anak dari para buruh perkebunan dan pabrik. Hal ini agar anak-anak para pekerja bisa mendapat akses pendidikan yang layak.

BACA JUGA:Ini Awal Mula Berdirinya Pondok Pesantren Pagaleran di Subang

5. Dekat dengan masyarakat Subang 

Dilansir dari merdeka.com, berkat dedikasinya terhadap masyarakat di sana, Hofland bisa dekat dan membaur dengan warga, terutama yang tinggal dan bekerja di wilayah perkebunan.

Hofland mencoba memecah batas yang biasa terjadi antara pribumi dengan kaum Eropa, dengan turut memenuhi kebutuhan lingkungan sosial di sana. 

P.W Holfland akhirnya tutup usia pada tahun 1872, yang membuat para pekerja dan warga setempat merasa kehilangan sosok Hofland.

Sepeninggalnya Hofland, aset perkebunan dan pabrik diserahkan ke keturunannya. Sementara itu, untuk mengenang sosok P.W Holfland, dibangunlah sebuah makam yang megah di wilayah Sukamaju yang kini menjadi area pemakaman Kristen. 

(nym)


Berita Terkini