Nasional

Ternyata Begini Cara Pemerintah, NU dan Muhamadiyah Menentukan Awal Puasa.

Ternyata Begini Cara Pemerintah, NU dan Muhamadiyah Menentukan Awal Puasa. (Sumber Foto NU Online Jabar)
Ternyata Begini Cara Pemerintah, NU dan Muhamadiyah Menentukan Awal Puasa. (Sumber Foto NU Online Jabar)

PASUNDAN EKSPRES- Ramadan segera tiba, saatnya bersiap-siap untuk menjalani puasa dan beribadah dengan penuh kesungguhan.

Namun, kapan tepatnya Ramadan dimulai di Indonesia? Menentukan awal Ramadan ternyata melibatkan beberapa metode yang berbeda, baik dari pemerintah maupun organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama.

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI, biasanya menentukan awal puasa Ramadan melalui sidang isbat.

Proses ini mencakup pemantauan Hilal atau yang disebut rukyatul Hilal untuk menetapkan awal bulan Ramadan.

Pada 10 Maret 2024 mendatang, Kemenag RI akan melaksanakan pemantauan Hilal ini di 134 titik di seluruh Indonesia. Hasil pemantauan Hilal ini akan menjadi acuan untuk menetapkan awal Ramadan.

Tidak jauh berbeda, Nahdatul Ulama (NU) juga menggunakan metode rukyatul Hilal dalam menentukan awal bulan Ramadan.

Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU memiliki peran penting dalam menentukan tanggal awal puasa Ramadan.

Umumnya, awal Ramadan yang ditetapkan NU akan sejalan dengan keputusan pemerintah, mengacu pada kalender Hijriah Indonesia.

Namun, ada pula Muhammadiyah, organisasi Islam lainnya, yang memiliki cara tersendiri dalam menentukan awal Ramadan.

Muhammadiyah tidak selalu mengikuti keputusan pemerintah atau NU. Berdasarkan wujudul Hilal, Muhammadiyah telah lebih dahulu menetapkan tanggal awal puasa Ramadan 2024 pada Senin, 11 Maret 2024.

Hal ini menunjukkan perbedaan pandangan dalam menentukan awal Ramadan. Jika melihat kalender Hijriah Indonesia 2024 yang disusun oleh Kemenag RI, perkiraan awal puasa Ramadan akan jatuh pada tanggal yang berbeda.

Perbedaan pendapat ini menciptakan variasi dalam penentuan tanggal awal Ramadan antara pemerintah, NU, dan Muhammadiyah.

Sebagai umat Muslim, penting untuk memahami perbedaan ini sebagai bagian dari kekayaan keragaman dalam penentuan awal Ramadan.

Meskipun masing-masing pihak memiliki metode dan pandangan sendiri, tujuan utama tetap sama, yaitu menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.

2024 telah menjadi tahun di mana kita dapat memilih untuk mengikuti penentuan awal Ramadan dari pemerintah, NU, atau Muhammadiyah sesuai dengan keyakinan dan prinsip masing-masing.

Semoga Ramadan tahun ini membawa berkah dan keberkahan bagi seluruh umat Muslim di Indonesia.

Berita Terkait