Nasional

Ahok Katakan Pajak itu Warisan Kolonial Belanda, Beban bagi Rakyat Indonesia

Ahok Katakan Pajak itu Warisan Kolonial Belanda, Beban bagi Rakyat Indonesia
Ahok Katakan Pajak itu Warisan Kolonial Belanda, Beban bagi Rakyat Indonesia

PASUNDAN EKSPRES- Basuki Tjahaja Purnama, yang akrab disapa Ahok, kerap kali menjadi perbincangan publik berkat pandangannya yang tegas mengenai berbagai kebijakan, termasuk isu perpajakan.

Selama masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok secara terang-terangan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap berbagai jenis pajak yang membebani rakyat Indonesia.

Salah satu pandangan kontroversialnya adalah bahwa banyak aturan pajak yang berlaku saat ini merupakan warisan dari masa kolonial Belanda.

Ahok menilai bahwa sistem perpajakan yang diterapkan di Indonesia saat ini masih membawa jejak kolonialisme.

Menurutnya, kebijakan pajak bumi dan bangunan, serta berbagai jenis pajak lainnya, merupakan peninggalan kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang tujuannya untuk mengeruk kekayaan dari rakyat jajahan.

"Kalau kita mau pajakin orang, bukan pajak kita dong, pajak orang asing," tegas Ahok. Ia berpendapat bahwa seharusnya yang dipajaki adalah orang asing, bukan rakyat Indonesia sendiri.

Ahok mengkritik keras sistem perpajakan yang ada, karena menurutnya, hampir setiap aspek kehidupan masyarakat terkena pajak.

Mulai dari pembelian barang di mal, penggunaan jalan tol, hingga pengisian bahan bakar, semuanya dikenakan pajak.

Ahok menguraikan bahwa pajak dikenakan hampir di setiap sudut kehidupan masyarakat Indonesia.

Misalnya, ketika masyarakat membeli barang di pusat perbelanjaan, mereka dikenakan pajak. Ketika mereka menggunakan jalan tol, ada lagi pajak yang harus dibayar.

Bahkan, ketika seseorang mengisi bahan bakar kendaraan, pajak juga dikenakan. Hal ini menunjukkan betapa beratnya beban pajak yang harus ditanggung oleh masyarakat.

Selain itu, Ahok juga menyoroti pajak penghasilan yang dikenakan sebelum gaji dinikmati. "Gaji yang belum dinikmati kena pajak, bangunan rumah kena pajak, perbaikan rumah kena pajak," tambahnya.

Ia mempertanyakan timbal balik yang diterima masyarakat dari semua pemajakan tersebut. Jalan raya yang dibangun dari uang pajak pun harus dibayar lagi ketika digunakan oleh masyarakat.

Ahok juga menyoroti kurangnya timbal balik yang diterima oleh masyarakat dari pajak yang mereka bayar.

Menurutnya, masyarakat sudah bekerja keras, membayar pajak dengan susah payah, tetapi masih harus menghadapi kenaikan pajak di berbagai aspek kehidupan mereka, bahkan hingga mereka tua dan pensiun.

"Sudah kerja setengah mati, sudah bayar pajak setengah mati, sudah tua dan pensiun, eh pajaknya dinaikin semua," kata Ahok dengan nada prihatin.

Hal inilah yang membuat Ahok merasa resah, karena pajak yang seharusnya menjadi sumber dana untuk kesejahteraan masyarakat justru menjadi beban yang terus menerus menghimpit mereka.

Pandangan Ahok tentang pajak ini mengundang berbagai reaksi dari masyarakat.

Ada yang setuju dengan pendapatnya, namun ada juga yang menilai pandangannya kontroversial.

Namun, satu hal yang pasti, Ahok berhasil membuka diskusi tentang pentingnya meninjau kembali sistem perpajakan di Indonesia agar lebih adil dan tidak membebani rakyat.

 

Berita Terkait