PASUNDAN EKSPRES- Dalam era kemajuan teknologi modern, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu aspek kunci untuk memperluas pengembangan kota dan meningkatkan konektivitas antar dan dalam kota.
Melalui implementasi proyek tol laut berdasarkan buku saku IKN (Ibu Kota Negara) dengan teknologi terkini, pemerintah Indonesia memiliki tujuan mulia untuk mempermudah mobilitas warga dari Kota Balikpapan dan sekitarnya menuju ibukota negara yang terpisah oleh Teluk Balikpapan.
Proyek tol laut, yang dijadwalkan dimulai pada tahun 2024, memberikan alternatif transportasi yang efisien dan praktis. Namun, pertanyaan mendasar muncul: mengapa memilih jalan tol laut dengan nilai proyek yang fantastis? Jawabannya mencakup sejumlah faktor yang membuatnya sangat menarik.
Tujuan praktis proyek ini sangat signifikan, terutama dalam mempersingkat jarak tempuh masyarakat antara kota-kota seperti Balikpapan, Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara.
Saat ini, perjalanan melintasi Teluk Balikpapan memerlukan sarana transportasi laut seperti kapal feri atau kapal kelotok.
Dengan adanya tol laut yang dilengkapi dengan terowongan bawah laut, perjalanan dapat menjadi lebih efisien, mengurangi waktu tempuh hingga 30 menit.
Pilihan untuk membangun tol bawah laut dibandingkan jembatan menjadi keputusan yang penuh pertimbangan.
Meskipun dari segi biaya, pembangunan jembatan mungkin lebih ekonomis, pemerintah memilih tol bawah laut untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Teluk Balikpapan adalah kawasan mangrove yang harus dilindungi, dan memilih terowongan bawah laut dianggap sebagai langkah untuk melindungi kehidupan laut, termasuk bekantan yang terancam punah.
Teknologi terbaru yang diterapkan, yaitu terowongan bawah laut yang tergolong sebagai teknologi imersed tunnel, memang baru pertama kali diterapkan di Indonesia.
Namun, di berbagai belahan dunia seperti Fehmar di Eropa dan Geoje Busan di Korea Selatan, teknologi ini telah berhasil digunakan sebagai pengganti jembatan.
Kerjasama dengan perusahaan konstruksi Korea Selatan, Dewu Inc, sebagai mitra strategis dalam membangun terowongan bawah laut menunjukkan komitmen pemerintah untuk menghadirkan teknologi terbaik.
Pengalaman Dewu Inc dalam membangun terowongan sepanjang 8,2 KM di bawah permukaan laut menjadi nilai tambah untuk keberhasilan proyek ini.
Meskipun proyek ini memiliki nilai fantastis, pemerintah meyakinkan bahwa proyek ini akan dilaksanakan sesuai jadwal.
Dengan proyek tol IKN secara keseluruhan diperkirakan selesai pada tahun 2024, pemerintah menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas untuk meningkatkan produktivitas dan mobilitas masyarakat di wilayah tersebut.
Meski demikian, proyek tol bawah laut ini tidak terlepas dari beberapa tantangan, seperti potensi dampak negatif pada ekosistem laut sekitar Teluk Balikpapan.
Namun, dengan perencanaan dan mitigasi yang tepat, pemerintah berharap dapat menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan.
Dengan demikian, proyek tol bawah laut ini bukan hanya menjadi tonggak sejarah dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia.
Tetapi juga mencerminkan komitmen pemerintah untuk memajukan konektivitas dan mobilitas guna mencapai kemajuan ekonomi dan pembangunan kota yang berkelanjutan.