Nasional

Masalah yang Tak Kunjung Reda Kenapa Dunia Ini Butuh Orang Miskin?

Masalah yang Tak Kunjung Reda Kenapa Dunia Ini Butuh Orang Miskin?
Masalah yang Tak Kunjung Reda Kenapa Dunia Ini Butuh Orang Miskin?

PASUNDAN EKSPRES- Masalah ketimpangan sosial telah menjadi perhatian utama bagi negara-negara di seluruh dunia sejak zaman dahulu hingga saat ini.

Perbedaan yang besar antara kekayaan si kaya dan si miskin menjadi akar dari ketidakadilan sosial yang meresahkan. Ketimpangan ini bukan hanya menciptakan kesenjangan ekonomi, tetapi juga memberi kontrol yang lebih besar kepada golongan kaya atas golongan miskin.

Fenomena inflasi, yang terjadi ketika nilai mata uang melemah, turut memperburuk kondisi ketimpangan ini.

Naiknya harga barang-barang menjadi beban tambahan bagi golongan miskin, yang nilai uangnya terus tergerus oleh inflasi.

Meskipun ada opsi investasi untuk melawan inflasi, tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap instrumen investasi yang efektif.

Data dari penelitian Oxfam menunjukkan bahwa 1% orang terkaya di dunia menguasai dua per tiga dari seluruh kekayaan global.

Ini menunjukkan kesenjangan yang ekstrem, di mana minoritas kecil mengontrol sebagian besar kekayaan dunia, sementara mayoritas lainnya berjuang untuk bertahan hidup.

Namun, mencoba memerangi kemiskinan secara langsung tidak selalu menjadi solusi yang efektif.

Kapitalisme, sebagai sistem ekonomi yang memungkinkan swasta menguasai produksi untuk mencari keuntungan, sebenarnya membutuhkan adanya golongan miskin untuk menjalankan sistemnya.

Kapitalisme memerlukan mereka sebagai "tumbal" untuk menjaga piramid kekayaan agar tetap kokoh.

Hal ini terkait dengan adanya pekerjaan berupah rendah yang diperlukan dalam sistem kapitalisme.

Kekurangan orang-orang yang mau melakukan pekerjaan ini akan mengganggu jalannya sistem, yang pada gilirannya akan berdampak pada seluruh masyarakat.

Namun, tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi kaya. Selain faktor kemiskinan struktural, seperti kondisi keluarga dan lingkungan, ada juga faktor kemiskinan kultural yang bisa menghambat kemajuan seseorang.

Selain itu, persepsi dan pandangan terhadap kekayaan juga mempengaruhi ambisi seseorang untuk mencapai kesuksesan ekonomi.

Mengatasi ketimpangan sosial bukanlah tentang menghapus kemiskinan sepenuhnya, tetapi tentang mengurangi kesenjangan antara golongan kaya dan miskin, serta meningkatkan standar hidup golongan miskin itu sendiri.

Dengan cara ini, masyarakat bisa bergerak menuju ke arah yang lebih adil dan berkelanjutan, di mana peran setiap golongan diakui dan diberdayakan.

Pertanyaannya bukanlah apakah dunia butuh golongan miskin, tetapi bagaimana kita bisa menciptakan sistem yang memastikan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan ekonomi.

Berita Terkait