PURWAKARTA-Sebanyak 68 siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Cendekia Purwakarta mengikuti Wisuda Tahfiz Angkatan Ke-VII yang digelar di Bale Sawala Yudhistira Kompleks Pemkab Purwakarta, Sabtu (18/5).
Wisuda Tahfiz yang mengusung tema "Menggapai Ridho Allah dengan Menghafal Alquran" ini dibuka oleh Kepala Seksi Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Asep Rahmatudin, M.Ag. "Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta memiliki misi bagaimana anak-anak Purwakarta memiliki wawasan yang luas terkait ilmu pengetahuan, memiliki skill dan karakter yang dibarengi kecerdasan spiritual sehingga menghasilkan generasi Qurani," kata Asep Rahmatudin.
Dirinya mewakili Dinas Pendidikan Purwakarta menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Yasri Purwakarta dan SDIT Cendekia Purwakarta yang fokus terhadap pendidikan Alquran bagi para peserta didiknya. "Mudah-mudahan para siswa yang mengikuti Wisuda Tahfiz Angkatan Ke-VII ini bisa menjadi pelita bagi kemajuan pendidikan di Kabupaten Purwakarta dan tumbuh sebagai anak yang berkarakter Alquran yang terbina iman, ilmu dan amalnya," ujarnya.
Senada disampaikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Yasri Purwakarta DR. H. Agus Muharam, M.Pd. Disebutkannya, program tahfiz merupakan program unggulan yang diusung oleh SDIT Cendekia. "Kami mewajibkan setiap lulusan SDIT Cendekia minimal hafal satu juz, yaitu juz 30, dan target ini selalu terpenuhi. Ke depan, siswa juga diwajibkan menghafal minimal 100 hadist," ucap Agus Muharam kepada wartawan.
Dirinya pun mengapresiasi Kepala SDIT Cendekia beserta jajaran guru dan pembimbing tahfiz yang konsisten mampu menjalankan program Tahfiz dengan hasil yang sangat baik. "Siswa dengan hafalan terbaik mendapatkan reward berupa beasiswa," kata dia.
Ditemui di sela kegiatan, Kepala SDIT Cendekia Ade Syarifudin, S.Pd., menyebutkan, program tahfiz di sekolahnya itu sudah menjadi pembinaan setiap harinya. "Hafalan siswa setiap pekan diuji oleh ustaz atau ustazah yang menjadi pembimbingnya. Setiap pekan pula hafalannya terus bertambah hingga apabila sudah mencapai target, berhak mengikuti munaqosah yang digelar setahun dua kali," ujar Ade.
Munaqosah ini, lanjutnya, semacam uji publik untuk mengukur sudah sejauh mana hafalan siswa. Pengujinya pun dari lembaga quran atau bahkan dari MUI. "Nah, Wisuda Tahfiz ini adalah akumulasi dari dua munaqosah tersebut," ucapnya.
Ade juga menyebutkan pentingnya dukungan orang tua terhadap hafalan siswa. Jika di sekolah siswa menyetor hafalannya kepada ustaz atau ustazahnya, maka di rumah setor hafalannya kepada orang tuanya. "Sehingga pembinaan ini dilakukan dua arah, yakni di sekolah dan di rumah secara simultan. Adapun Wisuda Tahfiz ini bukanlah tahap akhir, melainkan gerbang awal menuju hafalan selanjutnya. Insyaallah, siswa tak hanya hafal Alquran tapi juga turut mengamalkannya," kata Ade.
Sementara itu, Ketua Panitia Wisuda Tahfiz, Ustaz Aman Wijaya, S.Pd., merinci ke-68 siswa tersebut terdiri atas satu siswa hafal juz 1, dua siswa hafal juz 26, 10 siswa hafal juz 29 dan 55 siswa hafal juz 30. "Adapun penghafal terbaik adalah Shafira Adya Pasha siswi kelas 4 yang sudah hafal 6 juz, yakni terdiri atas juz 30, 29, 28, 27, 26 dan juz 1. Kemudian, Patih Pratama Jamil dan Azka Muhammad Rayyan keduanya siswa kelas 6 dan keduanya sudah hafal juz 30, 29, 28, 27 dan juz 26," ujar Aman.
Lebih lanjut Aman mengatakan, para siswa tak sekadar menghafal tapi tahsinnya juga harus bagus. Setiap siswa juga memiliki "Buku Anak Soleh" yang harus diisi setiap hari untuk memonitor hafalan dan juga ibadah lainnya seperti salat wajib dan salat sunat. "Adapun untuk ustaz dan ustazah jumlahnya ada 10 orang dan itu sudah mencukupi untuk setiap tingkatan kelas. Bahkan salah seorangnya, yakni Ustazah Unaisah Haiqel Balweel merupakan hafizah 30 juz," ucap Aman.(add/sep)