5 Fakta Tragedi Ledakan di Garut yang Tewaskan 13 Orang saat Proses Pemusnahan Amunisi TNI

5 Fakta Tragedi Ledakan di Garut yang Tewaskan 13 Orang saat Proses Pemusnahan Amunisi TNI

Ilustrasi Ledakan saat Pemusnahan Amunisi di Garut Tewaskan 11 Orang

Garut – Ledakan hebat terjadi saat proses pemusnahan amunisi di kawasan Garut, Jawa Barat, pada Senin pagi (12/5), yang menyebabkan 13 orang meninggal dunia, termasuk sejumlah warga sipil.

Insiden tersebut menimbulkan pertanyaan publik terkait kehadiran warga sipil di lokasi militer, serta menyoroti penerapan prosedur operasional standar (SOP) dalam kegiatan pemusnahan amunisi.

TNI Angkatan Darat menegaskan bahwa kegiatan itu dilakukan di lokasi yang selama ini memang digunakan secara rutin untuk pemusnahan senjata.

Berikut rangkuman fakta penting terkait peristiwa nahas tersebut:

BACA JUGA: 5 Fakta Tragedi Ledakan di Garut yang Tewaskan 13 Orang saat Proses Pemusnahan Amunisi TNI

1. Kronologi Ledakan

Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa peledakan dilakukan sekitar pukul 09.30 WIB oleh personel Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI AD.

Menurut Wahyu, seluruh prosedur pengecekan personel dan lokasi telah dilakukan sebelum pemusnahan berlangsung, dan dinyatakan dalam kondisi aman.

Amunisi dimasukkan ke dalam dua lubang sumur untuk dimusnahkan. Satu lubang tambahan disiapkan untuk menghancurkan detonator yang digunakan.

BACA JUGA: Ledakan Saat Pemusnahan Amunisi Tidak Layak di Garut Tewaskan 11 Orang

Namun, ledakan besar justru terjadi saat proses penghancuran detonator, yang diduga menjadi pemicu insiden tragis tersebut.

2. Korban Jiwa

Ledakan tersebut menewaskan 13 orang, terdiri dari empat personel militer dan sembilan warga sipil.

Korban sempat dilarikan ke RSUD Pameungpeuk, namun pihak rumah sakit menyatakan seluruh korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa saat tiba di Instalasi Gawat Darurat.

“Tidak ada korban selamat yang dirawat. Semua korban yang dibawa ke RS sudah dalam keadaan meninggal,” ujar dr. Aziz Akhmad dari RSUD Pameungpeuk dalam wawancaranya.

3. Warga Diduga Mencari Sisa Logam

Pihak TNI menyatakan bahwa kehadiran warga sipil di sekitar lokasi diduga karena mereka biasa mencari sisa logam hasil ledakan yang memiliki nilai ekonomis.

Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, mengungkapkan bahwa lahan tersebut merupakan aset Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut yang kerap digunakan TNI untuk kegiatan pemusnahan.


Berita Terkini