Ini Kata KDM Soal Banyaknya Orang Terlantar di Lembur Pakuan

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi angkat bicara mengenai permasalahan banyaknya orang terlantar dari Lembur Pakuan yang belakangan ini tengah ramai melalui salah satu unggahannya di media sosial pada Sabtu (12/7/2025). MUHAMMAD FAISHAL/PASUNDAN EKSPRES
"Rata-rata orang terlantar yang datang ke Lembur Pakuan itu adalah orang-orang yang ada dalam kesulitan ekonomi. Jadi mereka datang ke sana dengan harapan mendapatkan bantuan seperti pekerjaan, modal usaha, bahkan uang untuk melunasi hutang," ucapnya.
Berdasarkan pantauan Pasundan Ekspres nampak kebanyakan orang terlantar dari Lembur Pakuan adalah orang-orang lanjut usia. Ditemukan juga seorang ibu yang membawa seorang bayi dikarenakan ditinggal suaminya.
Hal inilah yang membuat kinerja Dinas Sosial menjadi terforsir belakangan ini, bahkan hingga mengorbankan waktu libur.
"Dari Senin sampai Minggu kita tidak pernah libur sementara ini, karena banyak orang terlantar yang dikirim dari Lembur Pakuan baik oleh tim Pak KDM mau pun dari pihak kepolisian," ucapnya.
Tidak sampai di sana, masalah itu diperburuk dengan keterbatasan anggaran untuk dapat memulangkan orang-orang yang terlantar tersebut.
"Anggaran APBD kita yang terbatas juga jadi kendala, karena dari Pemda sendiri tahun 2025 dikasih untuk pelayanan orang terlantar sebanyak 258 orang, sementara sampai dengan bulan Juni anggaran kita sudah habis untuk pemulangan orang terlantar," ucapnya.
Dirinya menambahkan ketika orang terlantar itu berada di Kabupaten Subang, maka yang harus memulangkannya adalah Dinas Sosial Kabupaten Subang dengan pola pemulangan estafet yang sudah ada dalam SOP pemulangan orang terlantar.
Akan tetapi, Sri mengungkapkan cara pemulangan dengan metode estafet itu justru tidak diperkenankan oleh pihak KDM, sehingga membuat pihak Dinas Sosial menjadi tambah kesulitan.
"Namun yang menjadi kendala bagi kita adalah dari Lembur Pakuan itu baik oleh pihak Pak KDM baik dari Sekpri maupun ajudannya meminta orang terlantar tersebut itu harus sampai ke kampung halamannya dari Subang dan tidak boleh diestafetkan, jujur ini berat," ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan biaya untuk orang terlantar itu tidak banyak, yakni Rp 150 ribu per orang, sedangkan untuk biaya tiket pemulangan terutama yang berasal dari luar pulau tentu nominal tersebut tidak cukup.
"Untuk biaya tiket pemulangan seperti ke Medan, Lampung, dan Padang seperti kemarin itu hampir satu juta per orang, jelas kita keberatan dengan permintaan dari Lembur Pakuan itu," ucapnya.(fsh)