SUBANG-Persikas Subang telah mencetak sejarah dengan promosi ke Liga 2 untuk pertama kalinya pada musim 2024/2025. Namun, Singa Subang seakan kehilangan taringnya dalam kompetisi tersebut.
Bagaimana tidak? Setelah melakoni 8 pertandingan dalam putaran pertama Liga 2, Persikas tercatat tanpa kemenangan dan hanya bisa memperoleh 1 poin saja setelah seri dengan Bhayangkara Presisi FC di kandang sendiri. Hasil ini membawa Persikas jatuh ke dasar klasemen sementara Grup Tengah/2.
Bahkan, dalam 8 pertandingan tersebut Persikas memiliki selisih gol dengan jumlah -17. Jumlah tersebut paling sedikit dibandingkan dengan seluruh tim di Liga 2, yang artinya Persikas adalah klub dengan jumlah paling banyak kebobolan di Liga 2 sementara ini.
Terakhir, Persikas dikalahkan oleh Persiku dalam laga kandang pada Minggu (27/10). Dalam konfrensi pers setelah pertandingan, Pelatih Kepala Persikas Mial Armand mengungkapkan kondisi dalam tim sedang tidak baik-baik saja usai menerima rentetan hasil negatif.
Ia mengatakan, saat ini dalam timnya terjadi perpecahan antar pemain, sehingga untuk dapat bermain dengan baik tentu menjadi sangat sulit.
"Ini masalah mental, antar pemain terdapat perpecahan. Beberapa pemain tidak menerima bahwa ada beberapa pemain lainnya yang tidak bisa berjuang untuk timnya," ucapnya tampak lesu.
Meskipun dalam kondisi seperti itu, Mial yang mengatakan bahwa para pemainnya sebenarnya adalah pemain yang bagus.
"Mereka bukan berarti pemain yang jelek, akan tetapi belum dapat menyesuaikan," ucapnya.
Ia mengaku frustasi dengan situasi dalam timnya saat ini, sebab terdapat hal-hal yang terjadi diluar kendalinya. Oleh sebab itu, dirinya akan meminta tolong pihak manajemen Persikas untuk memecahkan permasalahan ini.
"Saya akan mendiskusikan dengan manajemen untuk bagaimana mempersatukan kedua kubu pemain ini, bahkan saya akan melakukan pendekatan perindividu kepada para pemain," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Mial menyebutkan permasalahan ini juga terjadi diantara pemain asing dan pemain lokal. Menurutnya salah satu faktor penyebabnya adalah tempat istirahat antara pemain asing dan pemain lokal terpisah, sehingga komunikasi tidak dapat terjalin dengan baik.
"Mungkin karena tempat istirahat pemain asing dan pemain lokal terpisah, jadi agak susah terkontrol (situasinya), jadi saya akan membicarakan masalah ini juga kepada manajemen bagaimana baiknya," ucapnya.
Ia berharap situasi ini tidak terus menerus terjadi mengingat masih ada putaran kedua yang menanti timnya.(fsh/ysp)