Mengenal Pohon Kehidupan Asal Afrika di Subang

POHON KEHIDUPAN: Pemerhati Sejarah Beni Rudiono ketika mengunjungi salah satu Pohon Kehidupan atau Ki Tambleg atau Pohon Baobab di Desa Manyingsal, Kecamatan Cipunagara. Muhamad Faishal/Pasundan Ekspres
SUBANG-Kabupaten Subang tak habis-habisnya menyimpan sejumlah warisan sejarah yang masih bisa kita lihat dan nikmati saat ini. Pemerhati Sejarah sekaligus anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Subang, Beni Rudiono mengajak untuk melihat salah satu jenis pohon yang memiliki bentuk yang eksotis, serta memiliki ukuran yang begitu fantastis.
Pohon itu ialah Pohon Kehidupan atau Ki Tambleg atau Pohon Baobab yang merupakan tumbuhan asal Afrika yang dapat selama ribuan tahun di habitat aslinya.
"Kenapa pohon ini besar, karena bisa menyimpan air. Jadi di Afrika itu dijadikan sumber penyediaan air. Pada saat kemarau panjang pohon ini dilubangi dan dibuat bak di dalamnya," ucapnya.
Beni menjelaskan, dibandingkan dengan yang di Afrika, Pohon Baobab di Indonesia cenderung lebih pendek.
BACA JUGA: Janji Politik Reynaldy-Agus Masykur Segera Terwujud, Siswa Baru Akan Dapat Seragam Gratis
Dalam pengembangbiakannya, pohon ini bisa dikatakan cukup lama, biasanya dapat dilakukan melalui biji ataupun stek.
Dalam konteks sejarah, Beni mengatakan Pohon Baobab ini dapat berada di Subang berawal dari pengusaha P&T Land yang membawa pohon ini dari Afrika pada tahun 1820-an.
Beberapa Pohon Baobab ini masih dapat ditemukan di Subang, salah satunya di daerah Desa Mayingsal di Kecamatan Cipunagara.
"Pohon ini diperkirakan berumur 200 tahun lebih, pertama kali ditanam ketika Desa Manyingsal ini dibangun sebagai afdeling (wilayah administratif pada masa pemerintahan Hindia Belanda, setingkat dengan kabupaten) perkebunan," ucapnya.
Pada awalnya, masyarakat Subang belum memandang pohon ini sebagai sesuatu yang istimewa hingga akhirnya mulai pada tahun 2010 Rektor Universitas Indonesia saat itu, Prof. Dr. der Soz Gumilar Rusliwa Somantri dengan proyek ambisiusnya melakukan pemindahan 10 Pohon Baobab dari Subang ke kampus Universitas Indonesia untuk tujuan konservasi.
Mulai dari sanalah masyarakat Subang melirik pohon ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Berangkat dari sana, Pemkab Subang melalui Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) pun menetapkan Pohon Baobab atau biasa dikenal dengan Ki Tambleg di Jawa Barat ini sebagai ikon konservasi Kabupaten Subang.
Penetapan tersebut dilakukan pada 4 November 2011 saat penanaman pohon ini di Wisma Karya, yang sayangnya saat ini sudah mati.(fsh/ysp)