SUBANG-Lurah Soklat Kecamatan Subang Adang Somantri mengklaim pengelolaan sampah di wilayahnya terbilang baik. "Untuk pengelolaan sampah di Kelurahan Soklat Alhamdulillah berjalan baik dan tidak ada masalah, karena dari warga sendiri ada petugas yang mengambil sampah untuk dibuang ke TPS Jalitri," ucapnya.
Ia menjelaskan mengenai pemungutan retribusi sampah di wilayah Kelurahan Soklat. "Ada yang retribusi Rp2.500 dan Rp5.000. Hal tersebut berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku mengenai retribusi sampah," ucapnya.
Adang juga menjelaskan bagaimana kondisi sampah yang ada di wilayahnya. "Alhamdulillah tidak terjadi penumpukkan, bahkan awalnya Kelurahan Soklat akan dijadikan percontohan untuk dibuatkan mesin pemusnah sampah tapi akhirnya mesin tersebut dialihkan ke TPS Jalitri," ucapnya.
Mesin yang bernama MC Incenerator tersebut ternyata berbeda dengan mesin yang dimiliki Pemda Subang. Perbedaannya mesin tersebut tidak memakai bahan bakar, berbeda dengan mesin yang dimiliki Pemda yang menggunakan bahan bakar.
"Asap yang dikeluarkannya itu bisa dibilang tidak ada, jadi kita telah uji coba di Cibarola kurang lebih satu minggu," ucapnya
Adang mengatakan, hal tersebut bertujuan untuk memutus mata rantai pembuangan sampah dari TPS ke TPA.
"Kemudian saya memberitahukan ini ke pak kadis DLH, akhirnya mesin pemusnah sampah tersebut rencana mau dialihkan jangan di Soklat saja, karena menurutnya prospeknya sangat bagus," ucapnya.
Kapasitas dari mesin tersebut di kisaran kurang lebih 8 ton. Ini berbeda dengan kapasitas mesin pemusnah sampah dari Pemda yang berskala rumahan. Mesin ini juga bekerja selama 24 jam sehari.(fsh/ysp)
