Mirip Suling, Alat Musik Tradisional Ini Asli dari Subang

Mirip Suling, Alat Musik Tradisional Ini Asli dari Subang

Toleat Alat Musik Tradisional Subang

PASUNDAN EKSPRES- Indonesia memang kaya akan budaya, termasuk dalam hal alat musik tradisional. Salah satu kekayaan budaya yang patut dibanggakan berasal dari Kabupaten Subang, Jawa Barat, yaitu toleat.

Alat musik ini memiliki bentuk menyerupai seruling dan dibuat dari bambu, menjadikannya unik baik dari segi tampilan maupun suara yang dihasilkan.

Asal usul toleat tak lepas dari kreativitas seorang tokoh bernama Mang Parman, yang dikenal sebagai penciptanya.

Terinspirasi oleh suara alat tiup sederhana yang biasa dimainkan anak-anak gembala di area persawahan utara Subang mainan yang dikenal dengan nama empet-empetan atau ole-olean Mang Parman menciptakan versi permanennya.

BACA JUGA: Mau Liburan Seru Buat Anak? Coba Jelajahi 5 Wisata Anak Terbaik di Subang 2025

Empet-empetan sendiri dibuat dari bahan alami seperti pelepah daun pepaya, daun kelapa, atau jerami. Mainan ini memang sederhana dan mudah rusak, hanya menghasilkan suara “peet” atau “pet-pet”.

Dari situlah muncul ide untuk menciptakan alat musik yang lebih awet dan memiliki nada musikal, yang kemudian dikenal dengan toleat.

Sekitar awal tahun 1980-an, Mang Parman mulai memainkan toleat di tengah pertunjukan Sisingaan kesenian khas Subang di daerah Tegalurung.

Penampilan tersebut menarik perhatian seorang penilik kebudayaan bernama Odo Wikanda. Sejak saat itu, toleat mulai mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah daerah, dan eksistensinya pun semakin dikenal oleh masyarakat luas.

BACA JUGA: 7 Daftar Terbaik Wisata Edukasi di Subang untuk Anak 2025! Belajar, Main, dan Petualangan Seru dalam Satu Paket

Struktur dan Bahan Toleat

Secara organologis, toleat terdiri dari beberapa bagian penting, yaitu:

Kepala toleat

Simpay (tali pengikat bagian sumber suara)

Lubang nada

Badan toleat

Lidah toleat, yang berfungsi sebagai sumber bunyi utama

Dalam proses pembuatannya, jenis bambu yang digunakan tidak sembarangan. Biasanya dipilih bambu tamiang dan bambu haur, karena mampu menghasilkan resonansi suara yang khas dan nyaring.


Berita Terkini