SUBANG-Masjid Al-Ikhlash berlokasi di Jalan Sagalaherang Subang No.32, Sagalaherang, Kecamatan Sagalaherang. Dahulu masjid tersebut dikenal sebagai Masjid Agung Sagalaherang dan merupakan masjd tertua di Kabupaten Subang.
Purnabakti Kepala Bidang Kebudayaan M. Khadar Hendarsyah SPd MHum mengatakan, masjid tersebut didirikan oleh seorang Demang pada masa Pamanoekan en Tjiasem land (P & T) yang berdiri sejak sekitar 154 tahun yang lalu.
"Masjid Agung Sagalaherang berdiri tahun 1870, dulu nama masjid yaitu Masjid Jami Kaum Sagalaherang, didirikan oleh Demang Ayub pada masa P & T land," ucapnya kepada Pasundan Ekspres, Selasa (2/4).
Ia menambahkan, pendirian Masjid Agung Sagalaherang se-zaman dengan pendirian bangunan Pendopo Sagalaherang yang didirikan oleh Kemas Yudawardawa. Beliau yang menata tata letak bangunan dengan sistem pemerintahan Islam, sebelah selatan bangunan pemerintahan di tengah alun-alun dan sebelah barat Masjid Agung.
Khadar mengatakan, Demang merupakan Kepala Distrik. Kata demang tersebut digunakan pada zaman penjajahan belanda. Demang yang mendirikan masjid tersebut merupakan seorang pribumi yang ditunjuk oleh P & T.
"Demang salah seorang pribumi yang ditunjuk oleh perusahaan perkebunan di Subang yaitu Pamanoekan en Tjiasem land yang berdiri tahun 1813 atau lebih dikenal dengan sebutan P & T land. Untuk Sagalaherang perumahan pejabat P & T berlokasi di Tengger Agung, orang Sagalaherang suka menyebut Tinaragung," ucapnya.
Pendirian Masjid Agung Sagalaherang atau sekarang Masjid Al-Ikhlas, memiliki gaya arsitektur khas Indonesia yang dipadukan dengan sentuhan gaya Eropa. Terlihat pada tiang-tiang bagian depan masjid sama dengan tiang-tiang bangunan Pendopo Sagalaherang dengan material tembok, jenis tiang ini bergaya doria Yunani kuno.
Hal ini menunjukan gaya Masjid Agung Sagalaherang dulu bergaya indis. Sedangkan atap mengacu pada Masjid Tua Demak dengan atap limasan sebagai ciri khas gaya arsitektur masjid di Indonesia dan di tengah masjid terdapat empat tiang atau Soko guru dari kayu jati menjulang tinggi 17 meter menopang atap limasan bukan kubah, gaya ini sama dengan Masjid Agung Kasepuhan Cirebon sebagai kerajaan Islam tertua di Indonesia dan masjid tua lainnya Indonesia.(fsh/ysp)