Maman Yudia Kecewa Suara PDIP Berkurang, Usul Sistem Pemilu Diubah

Ketua DPC PDIP Subang Maman Yudia (baju hitam).
SUBANG-Ketua DPC PDIP Subang Maman Yudia mengaku kecewa atas perolehan suara PDIP pada Pemilu 2024. Suara PDIP pada Pileg DPRD Subang berada di urutan ketiga, setelah Golkar dan Gerindra.
PDIP meraup dukungan sebanyak 134.822 suara. Dengan jumlah suara itu, PDIP meraih 9 kursi DPRD Subang. Turun satu kursi dari hasil pileg 2019 lalu, yang memperoleh 10 kursi.
Suara PDIP pada pileg 2024 ini menurun sekitar 11 persen dibandingkan dengan pileg 2019. Pileg 2019 lalu, PDIP meraih 152.438 dan pileg 2024 sebanyak 134.822 suara. Turun sebanyak 17.616 suara.
“Kita merasa kecewa dan prihatin atas perolehan suara dengan tidak memperoleh secara maksimal," ungkap Maman ketika disodorkan data mengenai hasil perolehan suara PDIP, Senin sore (11/3).
Selain soal data pileg itu, Maman Yudia juga merespon hasil perolehan suara Ganjar-Mahmud di Subang.
Di Subang, suara PDIP tak sebanding dengan suara Ganjar-Mahfud sebesar 89.562 suara (9,2 persen). Sementara suara PDIP 134.822 untuk Pileg DPRD Subang. Dari fakta suara tersebut, ada 45.260 pemilih PDIP yang tak nyoblos Ganjar-Mahfud.
Bahkan tidak hanya di daerah, pada perolehan suara nasional versi Quick Count pun suara PDIP unggul dari pada suara calon presiden dan wakil presiden yang diusungnya.
Maman Yudia menyebut, dengan fakta perbedaan raihan suara PDIP dan Capres/Cawapres tersebut adanya ketidaksolidan.
BACA JUGA: 5 Fakta Tragedi Ledakan di Garut yang Tewaskan 13 Orang saat Proses Pemusnahan Amunisi TNI
Tak hanya itu, Maman Yudia juga menuding ada campur tangan yang dilakukan oleh pihak pemerintah untuk memenangkan salah satu capres dan cawapres.
Kekecewaan Maman Yudia atas raihan suara pileg dan pilpres di Subang ini, kemudian ditimpal dengan ungkapan bahwa sistem pemilu saat ini perlu diubah. Saat ini sistem pemilu langsung, di mana rakyat langsung memilih siapa calon wakil rakyat maupun pemimpin di daerah maupun tingkat nasional.
Maman mengatakan, dengan sistem pemilu langsung ada indikasi siapa yang punya kapital maka akan menang. Menurutnya, dengan memilih karena uang maka akan terjadi pembodohan publik.
"PDIP sebagai partai wong cilik, ketika tidak memiliki kapital yang besar maka akan sangat dirugikan," ujarnya.
Politisi senior PDIP ini lebih sepakat diberlakukan sistem pemilu tidak langsung. Dengan sistem ini, masyarakat memilih partai. Kemudian partai akan menentukan siapa orang yang cocok menjadi pemimpin.
Dia mengatakan, dengan sistem pemilu tidak langsung, peran partai untuk menentukan pemimpin sangat vital. Partai bertanggungjawab untuk mencari pemimpin yang memiliki kapasitas.
Soal pemilihan tidak langsung ini, kata Maman, sudah bergulir di DPP PDIP. Hanya tinggal menunggu bagaimana respon dari partai lain soal sistem pemilu tidak langsung ini.
"Pemilihan tidak langsung saat ini tidak berkualitas. Bahkan cenderung merusak demokrasi yang sebenarnya," katanya.