Opini

KEKUATAN DOA

KEKUATAN DOA

Oleh

1.Drs.Priyono,MSi(Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

2.DR.Ibnu Hasan,M.S.I.( Dosen  Prodi PAI Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah) )

 

Manusia sekelas Nabi Ibrahim saja masih bermunajat kepada Allah apalagi manusia selevel kita yang belum banyak cobaan dari Allah SWT, kok tidak mau berdoa berarti sombong sekali. Cobaan sekelas Ibrahim mulai dari panasnya api karena dibakar oleh raja Namrud, saat ingin meluruskan akidah Raja dan masyarakatnya karena merupakan penyembah berhala tapi akhirnya diselamatkan oleh Allah. Cobaan lainnya adalah lama sekali setelah menikah tak dikarunia anak dan berdoalah Nabi Ibrahim mohon agar dikarunia anak yang sholih dan sholihah dan terkabulah doanya tapi mendapat ujian berikutnya untuk menyembelih anaknya ketika berusia dewasa lewat mimpi yang berkali kali dan cobaan seterusnya. Karena seorang Nabi maka kekuatan doanya luar biasa dan diijabahi oleh Allah swt. Jadi ini termasuk persyaratan doa agar dikabulkan. Siapakah yang berdoa, kapan waktunya dan dimana tempatnya ?

Ada pemahaman yang mendalam bahwa kekuatan manusia dalam mencapai tujuan apapun dalam hidup sangatlah terbatas, masih ada langit di atas langit artinya usaha kita betapapun hebatnya tanpa kekuatan Allah SWT, tidak ada artinya. Dia merasa dirinya lemah, tidak memiliki kekuatan yang berarti tanpa bersandar kepada Allah  swt. Maka sering kita jumpai ketika seorang muslim memperoleh kesuksesan dalam bidang apapun, kemudian mereka melakukan sujud syukur sebagai bentuk pengakuan bahwa masih ada kekuatan dibalik kesuksesan yang mereka raih , dan kesuksesannya berkat doa dan usaha mereka.

Orang yang beriman ketika memberi pernyataan bahwa kesuksesannya karena kerja dan usaha yang keras tanpa kenal lelah maka orang tersebut termasuk dalam kategori sombong, demikian juga sebaliknya, seorang muslim yang hanya bermunajat kepada Allah tanpa dibarengi dengan usaha yang keras maka Allahpun tidak akan merubah nasibnya. Jadi kedua kosa kata: berusaha dan berdoa adalah dua hal yang dilakukan secara bersinergi untuk mencapai kesuksesan hidup dunia dan akhirat. 

Doa adalah permohonan manusia kepada Allah swt yang bisa berupa harapan, permintaan atau rasa syukur yang ditujukan kepada Allah serta dibarengi dengan keyakinan bahwa Allah akan mengabulkannya sebagaimana Allh SWT berjanji dalam firmanNya pada QS Al Ghafir (40) ayat 60 yang artinya : “Dan Tuhanmu berfirman, berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”. Jadi Allah akan mengabulkan doa hambanya apabila hambanya  bertaqwa. Menurut Hadits , ada 3 doa yang akan dikabulka atau tidak tertolak yaitu doa orang tua bagi anaknya, doa orang yang berpuasa dan doa musafir (HR Al-Baihaqy), kemudian doa Bapak, doa musafir dan doa orang yang teraniyaya (HR Ahmad,Abu Daud dan Tirmuzi). Rasulullah juga pernah bersabda bahwa ada tiga orang yang doanya tidak tertolak yaitu orang yang berpuasa sewaktu ia berbuka, pemimpin yang adil dan doanya orang yang teraniaya (HR Tirmizi). Doa harus mengingat waktunya dan tempatnya. Waktu yang ibadah untuk berdoa adalah saat sujud dalam sholat, waktu jeda antara adzan dan iqamah dan sepertiga malam yang terakhir. Sedangkan tempatnya adalah di tempat yang suci misalnya masjid, raudhah. Allah swt pun akan merespon doa kita dengan caranya yaitu bisa dikabulkan sesuai permintaan, dikabulkan di waktu yang tepat dan dikabulkan dalam bentuk lain. Doa yang tertolak sesuia dengan hadits Nabi karena yang berdoa makan, minum dan berpakaian diperoleh dari barang yang haram. Oleh karenanya kita harus tahu adab berdoa agar doanya terkabul.

Dalam melaksanakan ibadahpun , seorang muslim memiliki prinsip bahwa setiap ibadah yang dilaksanakan harus memiliki fundamen atau dasar yang kuat agar senantiasa ibadah kita diterima Allah swt bukan ibadah yang sia sia, demikian juga Ilmu yang dimiliki harus memberikan manfaat kepada alam seisinya, itulah ilmu yang bermanfaat .  Ibadah yang sudah dalam bingkai keilmuan dan memberi manfaat bagi orang lain harus juga disertai dengan niyat yang ikhlas hanya karena Allah swt, seperti yang difirmankan Allah swt dalam Surah Al An’am ayat 162 yang berbunyi : “Sesungguhnya shalatku,ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam”. Ketiga hal tersebut : Ilmu-amal-ikhlas merupakan prinsip dasar dalam islam. 

Bahkan doa dalam perspektif islam adalah senjata bagi seorang mukmin dalam dimensi ruang dan waktu. Sehingga sering ketika dalam keadaan yang mengkhawatirka misalnya kita sedang naik pesawat kemudian di depan pesawat terhadang awan pekat dan pesawat menabrak awan hingga goncangannya luar biasa maka hampir pasti suasana mencekam dan doa yang dipanjatkan penumpang yang mewarnai kabin pesawat.

Doa akan selalu  memberikan kekuatan yang luar bisa kepada setiap mukmin dalam menjalani kehidupan dalam situasi apapun, baik di saat senang maupun susah. Hal ini sesuai  hadits Rosul : “ Tidak ada yang dapat menolak takdir Allah swt selain doa. Dan tidak yang memperpanjang umur seseorang selain perbuatan baik “ ( HR Tirmidzi: 2065).  Betapa dahsyatnya doa yang kita panjatkan sampai sampai dapat merubah takdir dan kemudian disertai perbuatan yang baik agar selalu diberi umur yang panjang dan bermanfaat.

Mari, jangan pernah berhenti bermunajat kepada Allah swt agar selagi nafas masih berhembus setiap waktu, agar senantiasa setiap detik nafas kita selalu mendapat keberkahan hidup baik di dunia maupun di akherat. Doa sebagai kekuatan seorang mukmin yang luar biasa, sebagai bukti kesyukuran kita dan sekaligus pernyataan bahwa kita adalah makhluk yang lemah sehingga perlu memohon kepada sang pencipta. Semoga doa kita dikabulkan, aamiin.

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua