Oleh : Ajeng Kusmayanti
Stroberi yang terlintas dalam benak kita, warnanya cantik, buahnya memiliki rasa manis dan asam yang khas, bentuk buah yang menarik tetapi jika kita pegang terlalu kuat akan mudah rusak dan hancur. Istilah “generasi stroberi” memang sering kali menimbulkan perdebatan, dibalik stigma rapuh dan mudah menyerah generasi ini memiliki potensi yang perlu kita gali dan arahkan. Jangan hanya terfokus menilai dari sisi kelemahannya.
Sebagai seorang pendidik tentu tugas kita membersamai mereka untuk membimbing potensi yang dimilikinya, walaupun terkadang jika menghadapi mereka dibutuhkan kesabaran yang sangat tinggi. Bangun kepercayaan diri dengan cara mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya , agar mereka merasa dihargai, di anggap keberadaannya sehingga hal itu dapat meningkatkan kepercayaan yang ada dalam dirinya dan mereka lebih termotivasi.
Dalam kegiatan belajar kebanyakan dari mereka merasa cemas, kurang fokus dan cenderung kurang menghargai dengan lingkungan sekitar contohnya saat dikelas sedang presentasi masih banyak siswa yang mengobrol. Untuk menghindari hal tersebut coba lakukan moving class , bisa dengan cara belajar di luar kelas dengan cara seperti itu dapat membantu generasi stroberi untuk lebih fokus , tenang dan mereka lebih menghargai lingkungan sekitar.
Sebagai orang tua tentu harus ada kolaborasi dengan guru , jangan memberikan generasi stroberi ikan tapi berikan mereka kailnya. Agar dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mentalnya, diharapkan dengan menjaga kesehatan fisik dan mental yang baik, mereka akan lebih siap menghargai tantangan hidup di masa depan. Dengan kemudahan dalam mengakses internet ada dampak positif dan negatif untuk mereka, dampak positif mereka dapat memanfaatkan teknologi sebagai media belajar dan untuk mengembangkan potensi dirinya.
Kita sebagai pendidik harus mengajarkan keterampilan digital agar mereka memiliki keterampilan yang memadai untuk bersaing di era digital. Tak jarang sisi negatif dari teknologi ini mereka dalam mengerjakan tugas dan ujian dengan menggunakan AI ( Artificial Intelligence) sehingga kemampuan literasi dan numerasi mereka tidak berkembang secara maksimal.
Mari saling berjabat tangan orang tua wali dan guru disekolah , dalam membersamai dengan membekali hard skills, soft skills dengan cara membuat percaya diri mereka tumbuh sehingga komunikasi lancar, dapat berkolaborasi dengan semua orang, dan mempunyai kemampuan dalam memecahkan setiap masalah yang mereka hadapi. Tanamkan nilai kesabaran dan ketekunan agar mereka tidak mudah menyerah.
Sebagai pendidik kita jangan egois merasa paling serba tahu dan serba bisa, jangan memberikan ikannya kepada mereka dengan cara memberikan kemudahan-kemudahan tanpa mereka berusaha terlebih dahulu. Guru harus bisa memberikan “kail” dengan cara menanamkan kepercayaan yang tinggi kepada mereka karena generasi stroberi memiliki pemikiran yang out of the box dan jika kepercayaan dirinya tumbuh maka akan menghasilkan ide-ide yang segar. Generasi stroberi sangat sensitif dan antipati jika menurut mereka keberadaannya tidak dianggap, Guru harus membuat mereka keberadaannya di anggap ada sehingga dapat meningkatkan kesadaran sosial yang tinggi dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
Guru dan orang tua harus sinergi agar potensi mereka dapat tumbuh dengan cara memberikan kail pancing yang tepat dengan cara memberikan tantangan yang sesuai , jangan sekali-kali meremehkan kemampuan Generasi stroberi dan terkadang mereka tidak siap saat diberikan tantangan yang terlalu berat.
Jika tantangan sesuai dengan potensi yang dimilikinya akan memacu mereka untuk terus berkembang. Guru dan orang tua harus fokus pada pengembangan diri generasi stroberi ini dengan membantu mereka mengenali potensi diri sesuai dengan bakat dan minat .
Dorong Generasi stroberi ini untuk terus belajar dalam mengembangkan keterampilan baru. Guru dan orang tua harus dapat membangun lingkungan yang suportif dengan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi mereka untuk berekspresi dan berkreasi baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.
Orang tua dan guru harus dapat memberikan dukungan emosional dan selalu mengapresiasi atas usaha yang sudah mereka lakukan.
Guru disekolah bukan hanya memberikan materi kepada mereka, tetapi guru juga mengajarkan keterampilan hidup seperti harus menghargai waktu, berkolaborasi dalam hal kebaikan serta kemampuan dalam memecahkan masalah yang akan mereka hadapi di masa depan. Guru dan orang tua harus memberikan contoh yang baik karena harus menjadi role model yang positif bagi mereka, buat pijakan kepada mereka bahwa kerja keras dan ketekunan merupakan kunci dari kesuksesan.
Generasi stroberi merupakan generasi yang unik dengan potensi yang sangat luas biasa , dengan kita memberikan “kail” dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang sukses dan mereka dapat berkontribusi positif bagi masyarakat. Jangan lupa bahwa setiap anak memiliki keunikannya masing-masing sehingga pendekatan yang kita berikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik individu masing-masing.(*)