Opini

Elegi ASN Disarang Angsuran

opini

Banyak orang memandang pekerjaan sebagai ASN adalah pekerjaan yang mentereng dan menjamin kemapanan seseorang. Buktinya setiap ada pembukaan lowongan penerimaan ASN selalu banyak orang yang bersaing dan mendaftarkan diri sebagai ASN. Bahkan mereka menyebut dirinya sebagai pejuang NIP.

Dibalik anggapan kemapanan seorang ASN sebenarnya ada juga sisi gelapnya. Tak sedikit ASN yang rela berhutang atau kredit demi memenuhi kebutuhan maupun gengsi. Hal ini wajar saja karena tanpa angsuran sulit untuk mewujudkan impiannya. Sebagai contoh riil salah satu pegawai ASN golongan IIIA lama masa kerja 2 tahun dengan peraturan pemerintah No. 5 tahun 2024 akan menerima gaji pokok sebesar 2.873.500 perbulannya.

Jika ASN tersebut ingin membeli rumah dengan harga Rp. 250.000.000 maka ia harus menabung 87 bulan dengan tanpa makan dan mengambil uangnya untuk kebutuhan hidup karena semua uangnya digunakan untuk tabungan membeli rumah.  Padahal rumah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Dilema yang muncul adalah jika menunggu tabungannya banyak takut harga semakin mahal, jika mau beli secepatnya uang yang dimiliki belum cukup. Dalam situasi ini jalan pintasnya adalah kredit dengan mengangsur.

Beberapa hal yang menyebabkan jeratan ASN di sarang angsuran diantaranya;

Pertama, Kemudahan proses pengajuan kredit. Bagi ASN berhutang di bank atau kredit barang adalah perkara mudah karena banyak lembaga keuangan yang menyediakan berbagai produk pinjaman dengan berbagai tawaran yang menggiurkan mulai dari bunga ringan hingga batas pelunasan yang panjang karena jelas gaji ASN dapat dipotong oleh bank sebagai angsuran kreditnya.

Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan bank ini begitu menggiurkan untuk dapat dimanfaatkan dalam mengambil kredit atau pinjaman. Tanpa berpikir panjang keberlangsungan kehidupan dimasa yang akan datang.

Kedua, Terjebak hedonisme. Salah satu pendorong terjeratnya ASN pada kredit adalah kehidupan yang hedon sesama profesi. Ketika mudah terpancing oleh gaya hidup hedon maka yang terjadi adalah berupaya mengikuti gaya hidup hedon. Padahal pendapatan yang diperoleh masih jauh dari gaya hidup hedon itu.

Orang Indonesia terlanjur mengukur sebuah kemapanan dengan kemewahan hidup.Di masyarakat  muncul anggapan jika orang itu sukses maka ia akan hidup mewah. Anggapan ini yang tampaknya juga digunakan oleh para ASN. Demi menunjukkan keimanannya maka ia akan berusaha hidup mewah tanpa mempedulikan besaran pendapatannya.

Ketiga, pengelolaan keuangan yang buruk. Pengelolaan keuangan yang buruk diawali dari perencanaan yang buruk. Banyak ASN yang tidak memiliki perencanaan keuangan yang memadai sehingga gaya hidup melebihi kemampuan keuangan yang dimiliki.

Sebenarnya jebakan angsuran ini dapat di antisipasi dengan beberapa cara, diantaranya;

Pertama, Atur keuangan dengan disiplin. Dalam pengaturan keungan secara dispilin dapat dilakukan dengan memilih kebutuhan prioritas yang perlu dicukupi terlebih dahulu. Hindari gaya hidup yang konsumtif sehingga dapat menekan pengeluaran yang tidak penting.

Kedua, Miliki tabungan darurat. Tabungan darurat merupakan tabungan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan darurat yang tak terduga atau diluar rencana keuangan. Dengan tabungan darurat ini dapat mencegah adanya peminjaman kepada orang lain saat ada kebutuhan yang tak terduga.

Ketiga, Miliki investasi yang tepat dan menguntungkan. Dalam berinvestasi usahkan yang memiliki imbal hasil sehingga akan meingkatkan nilai investasi dari tahun ke tahun. Hindari investasi yang terlalu beresiko dan tidak memiliki kepastian di masa yang akan datang.

Keempat, Jauhi judi online. Saat ini yang membuat banyak orang hancur adalah kegiatan judi online karena adanya judi online ini akan membuat kerugian yang akan semakin memperbesar angsuran dan berefek negative bagi keungan.

Dengan menerapkan langkah-langkah perencanaan keuangan yang sistematis, ASN dapat terhindar dari masalah utang dan mencapai kebebasan finansial yang lebih baik. Para ASN perlu memiliki perencanaan keuangan yang matang, meningkatkan literasi keuangan, dan menerapkan disiplin dalam pengelolaan keuangan pribadi. (*)

 

Tag :
Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua