Opini

Bagaimana Sekolah Menjembatani  Generasi Z dan Gadget?

opini

Oleh :

 1.Yulia Enshanty, S.Pd (Mahasiswa Pendidikan Geografi Pasca Sarjana Universitas Siliwangi, Guru Geografi SMA di Kabupaten Sukabumi)

2.Drs.Priyono,MSi (Dosen Senior pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Generasi Z adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi digital, memiliki keterikatan yang sangat erat dengan gadget. Gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan perlu mencari cara untuk menjembatani kesenjangan antara minat siswa terhadap gadget dengan tujuan pembelajaran. Kehadiran gadget di sekolah menghadirkan tantangan sekaligus peluang. Tantangan utama adalah bagaimana mengendalikan penggunaan gadget agar tidak mengganggu proses belajar-mengajar. Namun, di sisi lain, gadget juga dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk mendukung pembelajaran. Kehadiran seorang guru yang inovatif nampaknya akan sulit bila dalam pembelajaran tanpa gadget ,akan tetapi guru juga harus melakukan penguasaan kelas yang baik agar siswa tetap focus pada pembelajaran . Di sinilah pentingnya penguasaan kelas seorang guru, tidak sekedar memberika pembelajaran tetapi juga memberikan atau menciptakan kelas yang kondusif.

Dampak negatif dari penggunaan gadget membuat adanya kebijakan larangan penggunaan gadget di sekolah. Kebijakan ini menjadi topik yang sering diperdebatkan. Di satu sisi, ada yang berpendapat bahwa larangan ini penting untuk meningkatkan fokus belajar siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Di sisi lain, ada pula yang berargumen bahwa handphone dapat menjadi alat belajar yang efektif jika digunakan dengan tepat.

Dampak Positif Larangan Penggunaan Gadget di Sekolah

Tanpa adanya godaan untuk bermain game atau membuka media sosial, siswa cenderung lebih fokus dan dapat berkonsentrasi pada pelajaran yang sedang berlangsung.

Notifikasi, pesan, atau panggilan yang masuk dapat mengganggu konsentrasi siswa dan guru selama proses belajar mengajar.
Siswa akan lebih terdorong untuk berinteraksi langsung dengan teman dan guru, baik dalam maupun di luar kelas.
Dengan meminimalisir penggunaan gadget, potensi terjadinya cyberbullying di kalangan siswa dapat diminimalisir.

Dampak Negatif Larangan Penggunaan Gadget di Sekolah

Dalam era digital, informasi sangat mudah diakses melalui gadget. Larangan ini dapat menghambat siswa dalam mencari informasi tambahan terkait pelajaran.

Beberapa aplikasi di handphone dapat digunakan sebagai alat bantu belajar yang kreatif. Larangan ini dapat membatasi kreativitas siswa.
Dalam situasi darurat, gadget dapat menjadi alat komunikasi yang penting. Dengan dilarangnya penggunaan gadget, akan terjadi keterbatasan dalam mengakses informasi, kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman atau keluarga dalam keadaan darurat, dan merasa terisolasi.

Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi di rumah. Adanya pelarangan ini dapat memperlebar kesenjangan digital.

Larangan penggunaan gadget, bagi guru,  sebetulnya dapat memudahkan pengelolaan kelas, meningkatkan efektivitas pembelajaran, dan mengurangi gangguan selama proses belajar. Namun guru membutuhkan kreativitas lebih dalam merancang kegiatan pembelajaran yang menarik agar siswa tetap termotivasi.

Alih-alih melarang sepenuhnya penggunaan gadget, sekolah dapat mempertimbangkan pendekatan yang lebih fleksibel, seperti:

Menetapkan waktu-waktu tertentu di mana siswa diperbolehkan menggunakan gadget, misalnya saat istirahat atau setelah jam sekolah.
Menentukan area-area tertentu di sekolah sebagai zona bebas gadget seperti perpustakaan atau ruang kelas.
Memberikan pendidikan digital kepada siswa agar mereka dapat menggunakan gadget secara bijak dan bertanggung jawab.
Membangun kerjasama dengan orang tua, dengan cara melibatkan orang tua dalam membuat aturan penggunaan gadget di rumah.

Kebijakan larangan penggunaan gadget di sekolah adalah sebuah dilema yang kompleks. Tidak ada jawaban yang benar-benar mutlak. Setiap sekolah perlu mempertimbangkan konteks yang unik dan memilih kebijakan yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran.  Penting untuk mencari keseimbangan antara manfaat dan risiko dari penggunaan teknologi dalam pendidikan.

Kebijakan larangan penggunaan gadget di sekolah bukanlah solusi satu-satunya. Sekolah perlu menemukan pendekatan yang lebih fleksibel dan inovatif untuk memanfaatkan teknologi dalam mendukung pembelajaran. Peran guru dalam penguasaan kelas sangat dibutuhkan untuk memonitor penggunaan teknologi komunikasi ini bila sekolah membebaskan penggunaannya.

Era kekinian , sangat sulit mengajar tanpa gadget bila guru penuh dengan kreasinya untuk mengakses informasi global dan melatih ketrampilan siswa dalam mengakses informasi. Penggunaan gadget tak bisa lagi dihentikan manakala proses pembelajaran membutuhakan akses informasi dan kertibatan siswa secara aktif dalam kelas, dan sekaligus bisa mengurangi kejenuhan dalam pembelajaran. Keterlibatan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan relevan dengan kebutuhan siswa di era digital.(*)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua