PASUNDAN EKSPRES- Apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa tidak ada plat nomor kendaraan di Indonesia yang diawali dengan huruf 'C'?
Ternyata, ada sejarah menarik di balik penggunaan kode wilayah pada plat nomor di Indonesia yang dimulai sejak masa penjajahan Belanda.
Pada masa penjajahan Belanda, setiap daerah di Indonesia memiliki kode plat nomor yang berbeda-beda, dimulai dari huruf A hingga Z.
Penetapan kode ini disesuaikan dengan aturan ejaan dan administrasi pada masa itu. Namun, dalam ejaan bahasa Indonesia lama, huruf 'C' tidak digunakan. Sebagai gantinya, digunakan kombinasi huruf 'TJ'.
Kenapa Huruf 'C' Tidak Digunakan?
Ejaan bahasa Indonesia pada masa itu tidak mengenal huruf 'C' karena lebih mengacu pada ejaan Belanda yang tidak mengakomodasi huruf tersebut.
Oleh karena itu, dalam sistem pengkodean wilayah, huruf 'C' tidak termasuk dan tidak digunakan hingga saat ini.
Meskipun tidak ada plat nomor kendaraan biasa yang diawali dengan huruf 'C', ada pengecualian untuk kendaraan-kendaraan khusus.
Berikut adalah beberapa penggunaan khusus plat nomor dengan kode awal 'C':
1. Plat Nomor dengan Kode CC
Plat ini digunakan untuk kendaraan staf konsulat atau kendaraan wakil pemerintah negara lain yang bertugas di Indonesia.
2. Plat Nomor dengan Kode CD
Plat ini diberikan kepada kendaraan yang dimiliki oleh kesatuan atau anggota diplomatik negara lain yang bertugas di Indonesia.
Penggunaan kode ini menunjukkan bahwa huruf 'C' tidak sepenuhnya diabaikan dalam sistem plat nomor di Indonesia, melainkan disediakan untuk kebutuhan khusus yang berhubungan dengan diplomasi dan konsulat.
Kode wilayah pada plat nomor di Indonesia memang memiliki sejarah yang panjang dan terkait erat dengan masa penjajahan Belanda.
Penggunaan huruf 'C' yang tidak umum pada plat nomor kendaraan biasa merupakan hasil dari adaptasi ejaan dan aturan pada masa itu.
Namun, keberadaan plat nomor dengan kode 'CC' dan 'CD' menunjukkan bahwa huruf 'C' tetap memiliki peran penting dalam konteks diplomatik.
Dengan memahami sejarah ini, kita dapat lebih menghargai kompleksitas dan keunikan sistem administrasi yang ada di Indonesia.