Otomotif

Kenapa Velg Jari-Jari Mulai Ditinggalin dan Velg Racing Jadi Primadona?

Kenapa Velg Jari-Jari Mulai Ditinggalin dan Velg Racing Jadi Primadona?

PASUNDAN EKSPRES- Di era 2000-an awal, hampir semua motor keluar dari pabrik dengan velg jari-jari, dan itu dianggap biasa.

Orang tak banyak protes, meski velg jari-jari punya kekurangan terutama karena tidak mendukung ban tubeless.

Ketika ban bocor, pemilik motor harus meluangkan waktu ke bengkel tambal ban dan menunggu proses yang cukup lama.

Velg jari-jari juga rentan menyebabkan kebocoran jika ada jari-jari yang longgar, yang bisa menembus ban dalam.

Karena kendala tersebut, orang-orang yang ingin tampil beda sekaligus praktis mulai beralih ke velg palang atau velg racing (casting wheel).

Velg racing tak hanya membuat motor terlihat sporty, tapi juga lebih kuat dan kompatibel dengan ban tubeless.

Berbagai brand pun merespons dengan menyediakan velg palang, yang kala itu cukup terjangkau sekitar Rp250 ribu hingga Rp350 ribu untuk satu set.

Produsen pun menyadari tren ini dan mulai menawarkan motor dengan varian casting wheel, misalnya Yamaha Jupiter Z yang hadir dengan versi CW (casting wheel).

Ini cukup menarik minat konsumen karena memberikan kesan modern.

Hingga akhirnya, mayoritas motor produksi massal di Indonesia kini dilengkapi casting wheel, dan velg jari-jari perlahan ditinggalkan.

Alasan lain produsen meninggalkan velg jari-jari adalah efisiensi produksi.

Casting wheel bisa dibuat lebih cepat dalam jumlah besar karena menggunakan cetakan khusus, yang menekan biaya produksi dan tenaga kerja.

Selain itu, casting wheel lebih kokoh, stabil, dan memberikan performa motor yang lebih baik.

Ini terbukti dari penggunaannya dalam ajang balap internasional seperti MotoGP, di mana casting wheel menjadi standar, bahkan untuk motor kelas 125 cc.

Namun, uniknya, tren kembali berbalik! Kini banyak modifikator justru rela mengeluarkan uang untuk mengganti casting wheel dengan velg jari-jari. 

Mungkin ini yang disebut "dunia sudah terbalik." Tapi inilah sisi menarik dunia otomotif—ketika tren kembali ke gaya lama, menciptakan keunikan tersendiri.

Jadi, mau pilih yang klasik atau modern?

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua