PASUNDAN EKSPRES - Habib Jafar dan Yusril Fahriza mengungkap soal beberapa perbedaan pandangan Islam menurut Muhammadiyah dan NU dalam sebuah podcast.
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang sangat berperan penting dalam sejarah Indonesia di masa lalu.
Namun, kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia itu kerap dibenturkan sebab terdapat beberapa perbedaan dalam mengamalkan ibadah serta kebudayaan yang dibawakan.
Hal ini pun menjadi pembahasan menarik dalam acara LOGIN bersama Habib Jafar dan Onadio Leonardo di channel YouTube Deddy Corbuzier dengan mengundang bintang tamu Yusril Fahriza yang merupakan komika yang juga bergabung dalam keanggotaan Muhammadiyah.
Habib Jafar mengungkap bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang pertama muncul di Indonesia pada tahun 1912 yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan, kemudian NU lahir pada tahun 1926.
Pendirian Muhammadiyah ini merujuk pada Surat Al-Ma'un dan berdasarkan pada filantropi dan amal usaha.
"Jadi, kalo Muhammadiyah itu awalnya lebih berfokus kepada kegiatan-kegiatan filantropi (sosial) dan pendidikan, intinya amal usaha," terang Habib Jafar.
Yusril sebagai anggota Muhammadiyah itu menjelaskan apa saja kegiatan-kegiatan yang dikembangkan Muhammadiyah sampai saat ini yang memiliki banyak manfaat bagi umat Muslim.
"Misal, kaya mendirikan rumah sakit, terus kampus, sekolah-sekolah itu kan Muhammadiyah banyak tuh. Kalo kampus ada sekitar 171, kalo rumah sakit 119," ucap Yusril.
Habib Jafar pun menceritakan bahwa dirinya pernah bertemu dengan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang dan mengaku sangat takjub bagaimana Muhammadiyah dapat membangun fasilitas umum seperti sekolah, kampus, hingga rumah sakit di berbagai wilayah Indonesia.
Lebih lanjut, Yusril Fahriza membeberkan juga perbedaan kebudayaan dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW antara Muhammadiyah dan NU.
"Karna kita love languagenya beda ya, jadi pemaknaan Maulid kalo di NU itu biasanya seremonial, kalo di Muhammadiyah cukup dengan menghadirkan apa yang menjadi amalan Rasul selama ini. Jadi, meneladani Rasul gitu, merayakannya itu dengan kita diingatkan kembali bahwa teladan kita ini adalah Rasulullah SAW," jelasnya.
Selain itu, Yusril juga menyampaikan ada perbedaan Muhammadiyah dan NU dalam hal budaya bersalaman dengan orang lain.
Hal ini membuat Onadio Leonardo sempat mempertanyakan kenapa ada perbedaan budaya salam antara kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.
"Karna kalau di Muhammadiyah itu dikenalnya dengan tidak mengkultuskan individu, jadi tidak ada individu yang dispesialkan, kalo di Muhammadiyah ya," katanya.
"Jadi, kalo konsep kyai, ustad dengan ustad ya salam-salaman biasa aja. Kalo di Habib (di NU) itu biasanya menghormati ustad itu karena ada keberkahan ilmu di dalamnya, makanya harus ada dihormati," sambungnya.
Namun, meski ada beberapa perbedaan pengamalan ibadah dan kebudayaan antara Muhammadiyah dan NU, Habib Jafar menegaskan bahwa kini mereka sudah terbiasa dengan perbedaan itu.
"Kalo Muhammadiyah dan NU sudah sangat terbiasa dengan perbedaan sehingga mereka sekarang sudah sangat terbiasa mengurai, bahkan sampai di tingkat bawah, di masyarakat awamnya pun, sudah terbiasa dengan perbedaan itu, walaupun ada masa-masa dimana perbedaan itu sempat jadi masalah bagi sebagian orang pengikut Muhammadiyah dan NU," tandasnya. (inm)