PASUNDAN EKSPRES- Nusret Gökçe, atau yang lebih dikenal dengan nama Salt Bae, adalah seorang koki asal Turki yang namanya mendunia.
Gayanya yang khas dalam menaburkan garam dengan jari telah menjadi ikonik dan membuatnya dijuluki "Sultan Steak".
Restorannya yang menyajikan hidangan daging mewah dengan harga fantastis dikunjungi oleh para selebriti dan orang-orang kaya dari seluruh dunia.
Namun, di balik kesuksesannya, Salt Bae juga tak luput dari kontroversi. Dari isu eksploitasi karyawan hingga harga makanan yang selangit, berbagai skandal menggerogoti citranya.
Kisah Salt Bae dimulai dari kerja kerasnya di toko daging sejak usia muda. Kegigihannya mengantarkannya ke Argentina, di mana dia mengasah kemampuannya dalam mengolah daging.
Kembali ke Turki, dia membuka restoran pertamanya dan popularitasnya meledak berkat video Instagramnya yang viral.
Gayanya yang teatrikal dan ekspresif dalam memasak, terutama saat menaburkan garam dengan jari, menarik perhatian publik.
Tak lama, dia menjadi sensasi internet dan dijuluki "Salt Bae". Restorannya dibanjiri pengunjung, termasuk para pesohor dan influencer ternama.
Namun, di balik gemerlap kesuksesan, Salt Bae mulai terjerat dalam kontroversi. Karyawannya menuduhnya melakukan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Harga makanannya yang fantastis, dengan steak yang bisa mencapai puluhan juta rupiah, juga menuai kritik pedas.
Skandal demi skandal terus menerpa Salt Bae. Restoran burgernya di New York harus ditutup karena reputasi yang buruk. Citranya yang flamboyan dan arogan semakin memperburuk keadaan.
Salah satu kontroversi yang paling terkenal adalah saat Salt Bae mengundang Presiden Venezuela Nicolas Maduro ke restorannya di saat Venezuela sedang mengalami krisis ekonomi dan kemanusiaan. Tindakannya ini dianggap tidak sensitif dan memicu kemarahan publik.
Di Piala Dunia 2022, Salt Bae kembali menuai kontroversi. Dia terlihat memaksakan diri untuk berfoto dengan Lionel Messi dan timnas Argentina saat perayaan juara. Dia bahkan memegang trofi Piala Dunia, yang melanggar aturan FIFA.
Perilaku Salt Bae yang dianggap arogan dan tidak menghormati budaya lokal semakin memperburuk citranya. Banyak orang yang mulai menjauhinya dan memboikot restorannya.
Kontroversi demi kontroversi telah mencoreng nama Salt Bae. Restoran burgernya di New York harus ditutup, dan popularitasnya menurun drastis.
Hanya waktu yang bisa menjawab apakah Salt Bae dapat memperbaiki citranya dan kembali populer di masa depan.