SUBANG – Suasana malam takbiran pada lebaran lalu yang seharusnya penuh suka cita dan kebersamaan, berubah menjadi tragedi berdarah di Kampung Cidadap, Desa Cikadu Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang.
Seorang warga bernama Asep (nama samaran) menjadi korban pengeroyokan brutal oleh enam orang pria bersenjata batu dan botol kaca. Akibat aksi kekerasan tersebut, korban harus dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis dengan luka serius di kepala dan tubuhnya.
Menurut penuturan Saepudin, salah satu kerabat dekat korban, insiden berdarah itu terjadi pada Senin (1/4/2025) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, bertepatan dengan malam takbiran menjelang Hari Raya Idulfitri. Ia menjelaskan bahwa motif di balik kejadian ini berawal dari dendam pribadi pelaku terhadap korban, yang diduga terkait hubungan kerja mereka di sebuah proyek di Karawang.
"Jadi pelaku ini orang Cisalak juga, sama-sama kerja di proyek di Karawang. Korban itu mandornya, atasannya. Tapi karena ada pengurangan pegawai, si pelaku tidak terima dan merasa dendam," ujar Saepudin saat di hubungi Pasundan Ekspres pada Sabtu (12/4/2025).
Saepudin mengungkapkan bahwa malam itu, pelaku tidak datang sendirian. Ia dan komplotannya datang dalam dua gelombang. Pertama, dua orang datang untuk mencari tahu alamat rumah korban. Mereka sempat bertanya ke warga sekitar dengan dalih mencari seseorang, namun tidak menimbulkan kecurigaan berarti.
"Pertamanya datang dua orang naik motor, tanya-tanya rumah korban ke warga. Anak-anak muda di kampung sempat lihat, tapi tidak curiga. Setelah itu mereka pergi lagi," katanya.
Namun, beberapa saat kemudian, mereka datang kembali dengan jumlah lebih banyak. Tiga sepeda motor dengan enam orang pelaku tiba-tiba mendatangi rumah korban dan langsung melakukan penyerangan secara membabi buta.
"Datang lagi, langsung ke rumah korban. Malam takbiran jam satu, korban langsung diserang di rumahnya. Dipukul pakai botol, dilempar batu sampai ada yang berdarah, itu batunya sampai masih ada bercak darah," tambah Saepudin.
Akibat dari pengeroyokan brutal tersebut, korban mengalami luka serius. Kepala korban harus dijahit sebanyak 30 jahitan, tulang tengkoraknya dilaporkan pecah, serta mengalami patah tulang paha yang mengharuskannya dipasangi pen logam. Kondisi korban disebut sangat kritis dan membutuhkan penanganan medis lanjutan.
"Korban sekarang dioperasi di Rumah Sakit Karawang, karena di RSUD Subang tidak tersedia alat-alat yang dibutuhkan untuk tindakan operasi besar seperti ini," tutur Saepudin.
Warga yang sempat menyaksikan insiden tersebut juga mengatakan bahwa korban ditahan oleh beberapa orang, mulutnya disumpal agar tidak bisa berteriak, sementara yang lain menjadi eksekutor yang menghantamkan botol dan batu ke tubuh korban.
Warga sekitar mengaku sangat terkejut dengan insiden ini, mengingat malam takbiran biasanya berlangsung dalam suasana damai dan penuh silaturahmi. Namun kali ini, suasana haru lebaran berubah menjadi duka bagi keluarga korban.
Keluarga besar korban berharap pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus ini dan menangkap seluruh pelaku pengeroyokan. Mereka meminta keadilan ditegakkan, karena tindakan para pelaku sudah melewati batas kemanusiaan.
"Kami berharap polisi segera menangkap semua pelaku. Ini bukan hanya masalah pribadi lagi, ini sudah percobaan pembunuhan. Kami minta keadilan ditegakkan," tegas Saepudin.(hdi)