PASUNDAN EKSPRES - Penyebab penurunan drastis saham Tesla dalam beberapa hari terakhir adalah karena keputusan perusahaan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja massal.
Seperti yang dikutip dari CNBC Internasional pada 17 April 2024, bahwa saham Tesla turun 6% pada hari Senin dan kembali tergelincir 2,7% keesokan harinya, mencapai level terendahnya sejak April 2023.
CEO Tesla, Elon Musk, mengumumkan bahwa lebih dari 10% dari tenaga kerja global, sekitar 13.000 karyawan, akan di-PHK.
BACA JUGA:Jokowi Meminta CEO Apple Tim Cook dari Apple untuk Membangun Pabrik di Indonesia
Meskipun Musk menyatakan bahwa keputusan ini tidak disukainya, namun dianggap perlu dilakukan.
Ini adalah kali pertama pemutusan hubungan kerja massal berdampak signifikan pada saham Tesla, berbeda dengan kejadian serupa di masa lalu yang tidak menimbulkan dampak negatif pada pasar.
Sebagai contoh, pada tahun 2018, meskipun Tesla merumahkan 9% pegawainya, saham perusahaan justru naik lebih dari 3%.
Selain itu, terdapat penurunan pengiriman kendaraan Tesla selama kuartal pertama sebelum keputusan PHK, yang menambah tekanan pada perusahaan dalam menghadapi persaingan ketat di industri mobil listrik, terutama di China.
Selain dari produsen mobil lokal seperti BYD dan Xiaomi, Tesla juga harus bersaing dengan kebijakan harga yang diturunkan untuk mempertahankan pangsa pasar.
Kepergian dua eksekutif, Drew Baglino dan Rohan Patel, juga menjadi faktor lain yang memperumit situasi perusahaan.
Meskipun Tesla masih memimpin pasar mobil listrik di Amerika Serikat, namun di skala global, tekanan persaingan semakin terasa dengan produsen lain yang memperluas jangkauan dan memperkenalkan kendaraan dengan fitur canggih serta harga yang lebih terjangkau, seperti yang dilakukan oleh BYD yang berhasil menggeser posisi Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia pada kuartal keempat tahun 2023.
(hil/hil)