PASUNDAN EKSPRES - CEO Tesla Elon Musk telah mengajukan gugatan terhadap OpenAI, pencipta ChatGPT.
Dia mengklaim bahwa OpenAI telah melanggar perjanjian dengan dia sebagai salah satu pendiri perusahaan.
Musk juga menuduh OpenAI beralih dari status non-profit ke mencari keuntungan dan menerima dana besar dari Microsoft.
BACA JUGA:Google Membatasi AI Gemini dari Merespons Pertanyaan Politik dan Pemilu
Dia menyerukan agar OpenAI kembali menjadi perusahaan open source dan non-profit.
OpenAI kemudian memberikan respons terhadap tuduhan tersebut, menunjukkan bahwa Musk sendiri mengetahui rencana perusahaan untuk mencari keuntungan.
Dalam beberapa email yang dikutip dari Elon Musk, dia menyarankan agar OpenAI bergabung dengan Tesla dan menyetujui rencana perusahaan untuk berhenti membagikan semua karyanya sebagai open source.
Postingan blog OpenAI yang ditulis oleh beberapa pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Musk menginginkan "kendali penuh" atas perusahaan tersebut, bahkan mengusulkan agar OpenAI bergabung dengan Tesla atau dia akan mengambil alih kendali, seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia pada Kamis 14 Maret 2024.
Ketika Musk meninggalkan OpenAI, dia menyatakan keinginan untuk mendirikan pesaing yang relevan dengan Google/DeepMind.
"Saat kami membahas struktur nirlaba untuk melanjutkan misi, Elon ingin kami bergabung dengan Tesla atau dia ingin ambil kendali penuh. Ketika Elon meninggalkan OpenAI, ia mengatakan perlu ada pesaing yang relevan dengan Google/DeepMind dan dia akan pergi untuk melakukannya sendiri. Dia bilang dia akan mendukung kami menemukan jalan kami sendiri," tulis postingan tersebut.
OpenAI membantah klaim bahwa Musk menyumbangkan US$100 juta kepada perusahaan tersebut, menyatakan bahwa total sumbangan dari Musk kurang dari $45 juta, meskipun dia menekankan perlunya tindakan besar untuk mengamankan pendanaan dari sumber lain.
BACA JUGA:Google Pada Tahun 2024 Membuat Kesalahan Besar yang Berdampak Fatal!
Email yang diungkap oleh OpenAI memberikan konteks penting terhadap gugatan Musk, menunjukkan bahwa dia mengetahui rencana perusahaan namun memilih untuk meninggalkannya ketika menyadari bahwa tidak dapat memimpinnya.
(hil/hil)