PASUNDAN EKSPRES - Google, sebagai salah satu perusahaan utama dalam persaingan kecerdasan buatan (AI) di antara para pemain besar teknologi lainnya, telah dikenal karena pengembangan beragam produk dan layanan berbasis AI.
Namun, menurut Android Authority, langkah-langkah yang diambil oleh Google terkadang terlalu tergesa-gesa.
Perjalanan AI Google dimulai dengan peluncuran chatbot Bard pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Dalam 7 Bulan Mendatang fotokopi KTP Akan Menjadi Tidak Sah, Apa Penggantinya?
Namun, versi awal chatbot tersebut diketahui memberikan jawaban yang tidak tepat, terkadang mengalami halusinasi terhadap fakta, dan kesulitan dalam memberikan jawaban untuk masalah matematika sederhana.
Google terus melakukan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan model tersebut.
Kemudian, Google mengubah nama chatbot tersebut menjadi Gemini, yang ternyata menimbulkan kebingungan bagi banyak pihak, termasuk konsumen dan investor.
Namun, Gemini tidak sebaik Bard. Model tersebut akhirnya dihentikan setelah menghasilkan gambar yang tidak sensitif dan tidak akurat secara historis.
Dampak kegagalan ini terasa dalam jangka panjang, termasuk pembatalan pemasangan model bahasa besar (LLM) Gemini Nano pada Pixel 8 oleh Google.
Belum ada informasi lebih lanjut mengenai kapan Nano akan diberikan pada Pixel generasi sebelumnya.
Android Authority menyatakan bahwa rencana pengembangan AI Google tampak sulit dikomunikasikan dengan tim pengembang, yang pada akhirnya menghambat kemampuan mereka untuk bekerja dengan visi yang sama.
Mereka mengutip ucapan Mark Zuckerberg pada awal era Facebook, yaitu "bergerak cepat dan hancurkan", yang menunjukkan bahwa Google tampaknya benar-benar menerapkan konsep tersebut pada inovasi AI mereka.
Namun, pendekatan "bergerak cepat dan hancurkan" bukanlah kunci kesuksesan dalam pengembangan AI. Bahkan, menurut Android Authority, kemungkinan besar akan berujung pada kegagalan.
Dengan demikian, kesalahan besar yang terjadi pada Google di tahun 2024 telah membawa konsekuensi yang sangat serius.
BACA JUGA:Apple memutuskan untuk memblokir aplikasi Fortnite di iPhone sebagai bentuk pembalasan
Semoga pengalaman ini menjadi pembelajaran penting dalam pengembangan kecerdasan buatan demi mencapai inovasi yang berkelanjutan di masa depan.
(hil/hil)