SUBANG-Kepala Dinas Kesehatan Subang, dr. Maxi, mengungkapkan pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit diabetes, yang kini menjadi salah satu penyebab utama angka kematian, menggeser penyakit menular.
Menurut dr. Maxi, penyakit kencing manis atau diabetes melitus dapat bersifat genetik maupun akibat pola hidup yang tidak sehat. "Kencing manis dapat disebabkan oleh faktor genetik dan non-genetik. Faktor genetik diturunkan dari orangtua, biasanya terlihat setelah seseorang berusia 40 tahun. Sementara itu, faktor non-genetik terkait dengan pola hidup yang kurang baik, seperti kurang olahraga dan pola makan yang tidak sehat," ungkapnya.
Ia menjelaskan, diabetes terjadi karena gangguan pada hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas. "Jika pankreas tidak optimal akibat faktor genetik, biasanya gejala muncul pada usia 40 tahun ke atas. Selain itu, pankreas yang terganggu oleh infeksi, tumor, atau kanker juga bisa menyebabkan produksi insulin tidak normal," jelasnya.
Maxi juga menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah komplikasi serius akibat kencing manis. "Deteksi dini memang tidak mudah karena letak pankreas yang dekat dengan lambung sering kali membuat gejalanya disalahartikan sebagai sakit maag. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan USG untuk mendeteksi kondisi pankreas," katanya.
Lebih lanjut, Maxi menyebut bahwa ada tiga jenis kencing manis: genetik yang tidak bisa dicegah, dan dua jenis lainnya yang bisa dicegah dengan pola hidup sehat. "Genetik tidak bisa dicegah, namun untuk jenis yang disebabkan oleh pola hidup, kita bisa mencegahnya dengan menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala," tuturnya.
Dengan semakin tingginya angka penderita kencing manis, Maxi mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan menerapkan pola hidup sehat. "Mari kita bersama-sama mencegah dan mengendalikan penyakit kencing manis demi kualitas hidup yang lebih baik," pungkasnya.(cdp/sep)
