Daerah

Polisi Selidiki Kasus Penemuan Mayat Remaja Laki-laki di Cisalak

Kapolsek Cisalak IPTU Endang bersama tim Inafis Polres Subang saat mengevakuasi jenazah korban RA di Selokan Sangkali, Cisalak.

SUBANG-Warga Desa Cigadog, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat remaja laki-laki di selokan Sangkali Kulon pada Sabtu pagi (21/9) sekitar pukul 06.15 WIB. 

Mayat tersebut diidentifikasi berinisal RA (15) warga setempat yang ditemukan dalam posisi telentang oleh Ketua RT, Surya (52), bersama saksi lainnya, Satrio (29).

Kapolsek Cisalak, IPTU Endang menyampaikan, korban pertama kali dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak malam sebelumnya. 

“Berdasarkan keterangan saksi VN, ibu korban, RA terakhir terlihat keluar rumah pada Jumat malam sekitar pukul 19.30 WIB, mengendarai sepeda motor. Saat itu, keluarga tidak mengetahui tujuan RA,” terangnya saat dihubungi Pasundan Ekspres.

Dari hasil penyelidikan dan keterangan saksi-saksi, Endang mengatakan, diketahui bahwa pada malam kejadian, RA menjemput teman-temannya.

Kemudian, lanjut Endang, mereka bergabung dengan dua teman lainnya, dan mengajak teman-temannya untuk memasak mie instan yang dicampur dengan bunga kecubung, yang dikenal memiliki efek halusinogen.

“Sekitar pukul 23.00 WIB, setelah mengonsumsi mie instan campur bunga kecubung, RA mulai menunjukkan gejala mabuk berat,” jelasnya.

Dalam kondisi tersebut, RA diantarkan pulang oleh temannya dengan berboncengan tiga. Namun, saat perjalanan, RA jatuh ke dalam selokan di Kp. Sangkali. Temannya sempat berusaha mengangkat RA ke tepi selokan, tetapi RA menolak dan kembali terjatuh.

Menurut keterangan teman korban, jelas IPTU Endang, mereka merasa panik ketika sebuah mobil melintas di dekat lokasi, sehingga memutuskan untuk melarikan diri dan bersembunyi di rumah warga. 

“RA akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa keesokan paginya oleh warga setempat,” ungkapnyas.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis dan Inafis Polres Subang, Kapolsek memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban. 

Adapun, lanjutnya, goresan yang ditemukan di tangan diduga akibat korban terbentur saat jatuh ke selokan. Luka di telinga disebabkan oleh gigitan hewan air.

Tim medis juga menemukan busa di mulut dan cairan kemerahan di hidung korban, yang diduga akibat pecahnya pembuluh darah di paru-paru. Hal ini mengindikasikan bahwa korban meninggal karena tenggelam di dalam air.

“Pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus ini, sementara keluarga telah membawa jenazah RA ke rumah duka untuk proses pemakaman. Kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat akan bahaya mengonsumsi zat berbahaya seperti bunga kecubung,” pungkasnya.(cdp/ysp) 

 

 

Tag :
Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua