BANDUNG BARAT-Tarung tomat merupakan suatu tradisi budaya yang hanya di miliki oleh dua negara dari sekian banyak negara di dunia, yaitu negara Spanyol dan Indonesia. Tepatnya di Desa Cikidang Kampung Cikareumbi RW 03 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB), tradisi ini sudah menjadi agenda rutin setiap tahun pasca panen hasil tani tomat.
Adapun buah tomat yang dipakai yaitu tomat yang sudah sudah busuk dan tidak terjual yang didapat warga dari petani.
Kepala Desa Cikidang Heri menjelaskan, kegiatan tarung tomat dilakukan menggunakan alat pelindung diri dari anyaman rotan kayu yang dipakai oleh beberapa tokoh penting masyarakat yang dibagi dua kelompok. Masyarakat yang mengikuti juga dibagi dua, untuk saling melempar tomat busuk sabanyak mungkin, dimana yang paling banyak melemparkan tomat itu yang menang. "Tarung tomat dilakukan oleh beberapa tokoh penting di masyarakat yang menggunakan anyaman rotan kayu seperti tameng, topeng dan baju sebagai pelindung diri yang nantinya akan dilempari tomat busuk" jelas Heri.
Saat perang tomat berlangsung, lanjut dia, para penonton kerap terkena lemparan tomat, karena hanya hitungan menit ketika dimulai ribuan tomat yang sudah disiapkan akan melayang ke berbagai penjuru. Tidak ada tempat berlindung hingga penonton pun harus terkena lemparan tomat busuk itu.
Disisi lain masyarakat percaya dengan melemparkan tomat yang busuk dapat membuang dan terhindar dari hal yang sial. "Kegiatan tarung tomat ini dipercaya masyarakat sekitar sebagai pembuang sial dan waktunya satu kali dalam setahun hanya dilakukan setiap tanggal 1-10 Muharam tahun hijriah," ucapnya.
Heri menambahkan, tarung tomat melibatkan seluruh lapisan yang ada di masyarakat, mulai dari laki-laki, perempuan, tua, muda hingga anak-anak pun ikut terlibat dalam tradisi budaya tarung tomat ini.
Selain tradisi budaya tarung tomat Desa Cikidang memiliki tradisi kesenian seperti badingkut, raracikgait, dan gemyung. Namun hanya tarung tomat saja yang terkenal mendunia dari beberapa tradisi budaya yang ada di Desa Cikidang.(yar/sep)
