SUBANG– Desa Jalancagak menggelar perayaan Milangkala ke-44 dengan penuh semarak selama dua hari dua malam, mulai 29 hingga 30 Desember 2024. Perayaan ini diisi berbagai kegiatan seni budaya dan sosial, yang puncaknya adalah pagelaran wayang golek oleh Ki Dalang Wawan Dede Amung Sunarya, yang dijadwalkan berlangsung malam nanti.
Kepala Desa Jalancagak, Indra Zainal Alim menyampaikan, acara milangkala kali ini dimulai dengan pembukaan dan pawai alegoris, yang menjadi salah satu daya tarik utama.
“Warga masyarakat berbondong-bondong mengikuti karnaval dengan memperlihatkan hasil karya dari masing-masing RW di Desa Jalancagak,” ujar Indra kepada Pasundan Ekspres
Selain pawai, rangkaian acara juga diisi dengan pertunjukan seni debus Banten, tari jaipongan, dan yang paling unik, seni ogoh-ogoh yang biasanya menjadi ciri khas budaya Bali. Partisipasi warga yang membuat ogoh-ogoh ini menunjukkan kreativitas sekaligus keberagaman seni budaya yang dirayakan dalam Milangkala ke-44.
Tak hanya menyuguhkan hiburan, acara ini juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Sebanyak 350 anak yatim dan dhuafa menerima santunan sebagai bentuk kepedulian desa terhadap masyarakat yang membutuhkan.
“Milangkala ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momentum berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan semangat kami untuk terus mendukung masyarakat Desa Jalancagak,” jelas Indra.
Indra Zainal Alim menegaskan bahwa tema perayaan kali ini adalah "Ngahijkeun, Ngabagikeun, Ngamulyakeun", yang berarti menyatukan, berbagi, dan memuliakan. Motto ini diambil sebagai upaya mempersatukan masyarakat yang sempat terpolarisasi akibat perhelatan politik seperti Pemilu Presiden, Pemilu Legislatif, dan Pilkada Serentak.
“Dengan acara ini, kami berharap dapat menyatukan kembali masyarakat yang berbeda pilihan politik. Melalui Milangkala, kita hadirkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan,” tambah Indra.
Milangkala ini selalu diadakan di penghujung tahun, tepatnya pada 30 Desember, untuk memperingati momen bersejarah saat Desa Jalancagak resmi memisahkan diri dari Desa Bunihayu pada tahun 1980. Tahun ini menandai 44 tahun perjalanan Desa Jalancagak sebagai wilayah yang mandiri.
“Alasan kami tidak mengadakan perayaan tahun baru adalah karena kami memilih fokus pada Milangkala Desa Jalancagak. Ini menjadi momen refleksi dan perayaan yang lebih bermakna bagi warga,” ungkap Indra.
Indra berharap Milangkala Desa Jalancagak ke depan dapat terus menjadi ajang untuk memperkuat kebersamaan warga. Ia juga menegaskan pentingnya menjaga tradisi dan budaya lokal agar tetap hidup dan berkembang di tengah modernisasi.
“Semoga Desa Jalancagak semakin maju dan selalu menjadi contoh desa yang harmonis, kreatif, dan peduli terhadap masyarakatnya,” pungkas Indra.
Raka salah satu pemuda desa jalancagak yang mendirikan JCS (jalancagak creative space) yang terlibat menjadi tim kreatif dan dokumentasi acara milangkala kali ini menyampaikan bahwa warga sangat antusias dengan perayaan ini.
"Milangkala ini salah satu wujud syukur dan cinta terhadap tanah kelahiran yang mana semua warga harus mempunyai kesadaran spirit kebangsaan ini. Jalancagak geus wayahna hade," Pungkasnya.
Sebagai puncak perayaan, malam ini akan digelar pagelaran wayang golek oleh Ki Dalang Wawan Dede Amung Sunarya. Pagelaran ini diharapkan menjadi hiburan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga sarat dengan pesan moral dan edukasi.(hdi)