Daerah

Rani, Pedagang Nanas di Subang Bejualan dari Musiman Hingga Jualan Tiap Hari

Nanas di Subang
Rani, seorang penjual nanas telah menjalani bisnisnya selama bertahun-tahun. (Hadi Martadinata/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Di tepi jalan yang menghubungkan Subang dan Sumedang, Rani, seorang penjual nanas telah menjalani bisnisnya selama bertahun-tahun. 

Awalnya, Rani menjual nanas secara musiman, hanya pada saat-saat tertentu seperti menjelang Idul Fitri, Idul Adha, dan tahun baru. Namun, dalam delapan tahun terakhir, ia memutuskan untuk menetap dan berjualan setiap hari.

"Jualan sudah bertahun-tahun, cuma proses dagangnya tidak menetap langsung di sini. Kalau jualan jongko sekarang ada 5-6 tahun. Dulu, saya berjualan hanya mendekati hari-hari tertentu seperti lebaran dan tahun baru. Kalau menetap seperti ini setiap hari, sudah ada delapan tahun," kata Rani.

Rani mengkhususkan diri dalam menjual nanas Subang, yang dikenal dengan kualitasnya yang manis dan segar. Namun, tidak semua nanas yang dijual memiliki kualitas yang sama. 

Rani menjelaskan,  ada jenis nanas khusus yang disebut nanas simadu, yang sangat langka dan sulit ditemukan. 

"Untuk nanas di sini, kami menyediakan nanas Subang saja. Nanas simadu itu langka, kadang-kadang dalam satu kebun hanya ada 1-3 nanas simadu, kadang tidak ada sama sekali," ujarnya.

Harga nanas juga mengalami fluktuasi yang signifikan. Saat ini, harga nanas di kios Rani berkisar antara Rp7.000 hingga Rp8.000 per buah. "Sekarang harga nanas lagi unggul, mencapai Rp 7.000-Rp 8.000 per buah. Dulu, dengan Rp 5.000, bisa dapat tiga nanas," kata Rani.

Penjualan harian pun tidak selalu stabil. Lokasi kios yang tidak berada di jalur pariwisata utama membuat penjualan kadang tidak menentu. 

"Penjualan per hari tergantung, kadang laku, kadang tidak laku. Kadang dapat Rp 50.000, kadang Rp 100.000," tambahnya.

Salah satu kendala terbesar yang dihadapi Rani adalah masalah stok nanas. Pasokan nanas dari petani sering kali tidak mencukupi permintaan, terutama jika musim panen tidak baik. 

"Kendala stok nanas sering terjadi, terutama jika pasokan dari petani kurang. Jika ada stok dari bandar, kami pasti dikirim. Saya biasanya beli langsung dari kebun," jelas Rani.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Rani tetap berkomitmen untuk melanjutkan usahanya. Ia berharap bisa terus berjualan dan menambah pelanggan setia. 

"Harapan saya, bisa terus berjualan dan menambah pelanggan. Saya juga ingin kualitas nanas Subang dikenal lebih luas lagi," ungkap Rani.(hdi/ysp)

Berita Terkait