Daerah

Produksi Susu Sapi di Lembang Masih Tradisional, Peternak bisa Hidupi Keluarga

YARFAILLAH ILMAN DAROJAT/PASUNDAN EKSPRES PERAS SUSU: Iman Peternak Sapi Perah di Lembang saat melakukan produksi susu sapi dengan cara memeras langsung.

BANDUNG BARAT-Produksi susu sapi perah oleh peternak di kawasan Lembang masih dilakukan secara tradisional. Meski demikian, kualitas susu yang dihasilkan dinilai cukup baik.

Salah seorang Peternak Sapi Perah di Lembang, Iman menceritakan proses produksi susu sapi perah. Mulai bangun jam 4 pagi, Iman memandikan terlebih dahulu sapi.

Setelah itu, susu diambil dengan cara diperas menggunakan tangan yang sudah steril. "Sebelum pengambilan susu, jam 4 subuh harus siap-siap memandikan terlebih dahulu. Waktu pengambilan susu dari mulai jam 4 subuh hingga jam 8 pagi," tutur Iman kepada Pasundan Ekspres, kemarin.

Menurutnya, setelah diproduksi susu kemudian ditampung melalui truk tangki yang sudah siap menunggu di depo pengumpulan susu  untuk selanjutnya dikirim ke Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang.

Setiap satu ekor sapi, lanjut Iman, biasanya menghasilkan susu mulai dari 17 hingga 25 liter. Hasil itu jika sapi yang kondisinya fit dan tidak sedang mengandung atau melahirkan. 

Adapun faktor pendorong berhasilnya sapi dalam menghasilkan susu seperti itu meliputi pakan rumput, dedek serta pengecekan kondisi sapi secara berkala. "Dalam satu sapi yang fit dan tidak sedang mengandung biasanya menghasilkan susu 17 hingga 20 liter per harinya, namun jika sedang mengandung atau setelah melahirkan biasanya hanya sampai 10 liter saja," ungkapnya.

Disinggung soal harga susu dari Koperasi, diakuinya tak bisa memastikan nilai harga. Sebab, harga ditentukan dengan kualitas susu yang dihasilkan peternak. "Mengenai harga per liter saya tidak bisa membandrol, itu sesuai kualitas susu yang kita setor yang akan dicek dulu melalui alat mesin. Tapi yang jelas lumayan menguntungkan untuk menghidupi kebutuhan keluarga," jelasnya.

Lebih lanjut Iman menjelaskan, susu sapi yang dihasilkan juga biasa dikonsumsi untuk keluarga. "Susu sapi ini dapat dikonsumsi langsung oleh keluarga, gak banyak-banyak paling sampai 4 liter dan tidak setiap hari juga," pungkasnya.

Sebelumnya, Bagian Produksi KPSBU Lembang, Jajang mengatakan permintaan susu di Indonesia dengan produksi nya tidak seimbang. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor seperti jumlah sapi yang sedikit, serta susahnya pakan rumput. "Ada beberapa cara untuk meningkatkan produksi susu ini seperti ditambahnya jumlah sapi perah, dan disediakanya lahan rumput yang luas. Karena bagaimanapun susu yang segar dan baik yang dihasilkan oleh sapi terdapat dari pasokan rumput yang cukup," kata Jajang kepada Pasundan Ekspres, Rabu (31/1).

Untuk meningkatkan produksi susu, kata dia, perlu adanya dukungan dari pihak-pihak tertentu. Sebagai contohnya dukungan pengadaan lahan untuk rumput.

Meski demikian, faktor cuaca juga jadi penyebab yang mempengaruhi baik buruknya rumput. "Harus dipastikan bahwa rumput tersebut layak dan bagus untuk dikonsumsi oleh sapi, sehingga susu yang dihasilkannya pun segar dan baik," ungkapnya.

Dia pun berharap dapat meningkatkan jumlah produksi susu. Diantaranya dengan penyediaan lahan untuk rumput. "Upaya yang harus dilakukan yaitu seperti penghijauan lahan-lahan yang gundul agar para sapi tidak kekurangan konsumsi sehingga mampu menghasilkan peningkatan produksi susu yang banyak," pungkasnya.

Seperti diketahui, KPSBU Lembang memproduksi susu mulai dari susu murni mentah, fresh milk hingga olahan lainya. KPSBU Lembang ini menjadi salah satu koperasi produksi susu terbesar di Jawa Barat yang bermitra dengan para peternak sapi perah yang ada di kawasan Lembang dan sekitarnya.(yar/sep)

Berita Terkait